News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Manuver Politik Jokowi

Politikus PDIP Mengaku Tak Terkejut Berhembus Isu Jokowi Merapat ke Golkar: Agar Tetap Berkuasa

Penulis: Fersianus Waku
Editor: Adi Suhendi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Politikus PDI Perjuangan (PDIP), Andreas Hugo Pareira.

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fersianus Waku

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Politikus PDI Perjuangan (PDIP), Andreas Hugo Pareira mengatakan, dirinya tidak terkejut mendengar kabar Presiden Joko Widodo atau Jokowi akan bergabung dengan Partai Golkar.

Andreas mengaku sudah membaca bagaimana perilaku Jokowi sebagai individu dan kekuasaan melalui beberapa rangkaian peristiwa selama ini.

Menurutnya, hal tersebut setidaknya terlihat sebelum Pemilu 2024 ketika Jokowi melakukan cawe-cawe.

"Diawali upaya untuk memperpanjang kekuasaan, upaya untuk menambah masa jabatan 3 periode, menambah massa jabatan 2-3 tahun, namun kedua upaya ini tidak berhasil," kata Andreas kepada Tribunnews.com, Senin (11/3/2024).

Andreas menuturkan, cawe-cawe Jokowi berlanjut ketika meloloskan putra sulungnya, Gibran Rakabuming Raka sebagai cawapres Prabowo Subianto melalui putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang mengubah aturan.

Baca juga: Kans Jokowi Jadi Ketua Umum Golkar, Mekeng Singgung Syarat Minimal 5 Tahun Jadi Pengurus

"Drama seri cawe-cawenya kemudian beralih dengan "melabrak" UU Pilpres menyangkut batas usia 40 tahun melalui tangan Paman Usman (Anwar Usman) di MK dan menjadikan putra Gibran sebagai cawapres Prabowo Subianto," ujarnya.

Selain itu, kata dia, cawe-cawe Jokowi berlanjut, yakni memenangkan pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka dengan menggunakan semua instrumen kekuasaannya.

"Seri lanjutannya, yang kita perhatikan saat ini, meskipun putaran Pileg/Pilpres ini belum selesai, Jokowi secara gesit dan tangkas sudah mempersiapkan seri cawe-cawe putaran berikut untuk memanfaatkan instrumen politik (baca: parpol) mana yang bisa ditunggangi untuk tetap berkuasa," ungkap Andreas.

Baca juga: Wakil Ketua Umum Partai Golkar Persilakan Jokowi Gabung: Mau Masuk Ya Masuk Saja

Andreas menjelaskan, hal itu setidaknya untuk mempengaruhi kekuasaan setelah Pemilu 2024 dan masa transisi kekuasaan ke depan.

"Dari manuver-manuver ini kan terbaca bahwa seri cawe-cawe yang berlangsung selama ini dan kemungkinan ke depan, tidak lebih tidak kurang dari cara bagaimana agar bisa tetap berkuasa baik itu secara langsung maupun tidak langsung," imbuhnya.

Nama Jokowi belakangan santer disebut akan bergabung dengan Golkar.

Sejumlah elite Golkar menyambut baik isu tersebut.

Wakil Ketua Umum Partai Golkar, Bambang Soesatyo (Bamsoet) menegaskan, partainya terbuka kepada siapa saja untuk bergabung, termasuk Jokowi.

"Sebagaimana posisi ketua umum kami, maka kita sebagai partai terbuka menerima siapa saja," kata Bamsoet di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (8/3/2024).

Ketua MPR RI itu enggan menanggapi lebih jauh perihal isu Jokowi bergabung dengan partai berlambang pohon beringin itu.

Bamsoet menyebut hal itu menjadi keputusan Presiden Jokowi.

"Tanya pak Jokowi lah," tandasnya.

Diketahui, hubungan Jokowi dan partai asalnya, PDIP, merenggang sejak awal tahapan Pilpres 2024.

Hal itu terjadi lantaran PDIP mengusung Ganjar Pranowo-Mahfud MD sebagai capres-cawapres, namun di sisi lain Jokowi cenderung mendukung kubu lawan, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan putra Jokowi, Gibran Rakabuming Raka.

Di sisi lain, Jokowi telah melakukan pertemuan dengan ketua umum partai politik pengusung Prabowo-Gibran, termasuk Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto.

Pernah juga dalam satu momen kunjungan kerja ke luar negeri, Jokowi mengenakan dasi kuning yang merupakan warna khas Golkar.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini