Laporannya tersebut, kata dia, terkait dengan perolehan suara caleg tertentu yang janggal.
"Sehingga yang tadinya tidak dapat apa-apa itu bisa berapa ribu satu kecamatan, ya sekitar lima ribu, enam ribu, itu per kecamatan. Makanya tidak heran kan satu kabupaten kemudian mendapatkan suara yang sampai ratusan ribu. Ada yang dikasih angka 500 lebih, itu kan aneh bagi kita," kata dia.
"Makanya Pak Ketua Bawaslu tadi juga menyampaikan akan menindaklanjuti," sambung dia.
Mengingat waktu penetapan hasil rekapitulasi perolehan suara tinggal sekira sepekan lagi, Agus mengaku berharap ada perbaikan sistem ke depannya.
Meski mengaku tidak menargetkan harus jadi anggota DPD RI, ia menilai upaya yang dilakukannya adalah kesempatan untuk memperbaiki pemilu di Jawa Tinur khususnya Madura.
"Sebetulnya dari awal saya bilang saya tidak mengejar saya harus jadi, tapi alangkah baiknya kalau ini adalah kesempatan untuk memperbaiki di Madura. Kasihan kan teman-teman kita di Madura kalau selalu dimanipulasi seperti itu," kata Agus.
"Jadi kalau ada perbaikan ada sistem yang lebih bagus itu akan lebih baik," sambung dia.
Sebelumnya, Agus mendatangi kantor Bawaslu RI di Jakarta Pusat pada Rabu (13/3/2024) pukul 09.52 WIB.
Agus juga tampak didampingi mantan wakil ketua KPK di periodenya yakni Laode M Syarif.
Kedatangan Agus adalah sebagai caleg DPD RI daerah pemilihan Jawa Timur.(*)