News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pengamat Beberkan Pro Kontra Gibran Rakabuming yang Disebut Calon Potensial Bursa Ketua Umum Golkar

Penulis: Chaerul Umam
Editor: Wahyu Aji
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Gibran Rakabuming Raka dikabarkan akan bergabung Partai Golkar.

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bursa calon ketua umum Partai Golkar semakin ramai dibicarakan, terutama setelah kehadiran Gibran Rakabuming Raka yang juga putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi), yang digadang-gadang bakal menjadi calon potensial pada Munas Golkar yang rencananya akan dilaksanakan pada Desember 2024.

Usulan nama Gibran dalam bursa kepemimpinan Partai Golkar ini sebelumnya disebut oleh Direktur Eksekutif Indo Barometer, M. Qodari yang melihat dua potensi besar dalam diri Gibran. 

Pertama, Gibran tidak lama lagi menduduki jabatan posisi strategis sebagai orang nomor dua di Indonesia pada saat dilantik menjadi wakil presiden secara resmi pada Oktober 2024.

Kedua, Partai Golkar ke depan harus berorientasi terhadap anak muda karena pemilih terbanyak berasal dari kalangan muda. Sebab itu, tantangannya partai Golkar juga harus diisi oleh banyak anak-anak muda.

Berbeda dengan Qodari, Peneliti Populi Center, Usep S. Ahyar mengatakan Gibran Rakabuming Raka dinilai masih belum memiliki kapasitas yang cukup untuk memimpin partai sebesar Golkar.

Menurut Usep, Golkar merupakan partai yang besar yang tidak hanya mengandalkan ketua umum sebagai sosok sentral dalam memimpin partai tetapi memiliki banyak kader berkualitas dan merata secara keorganisasian.

“Saya kira untuk memimpin di partai yang sekuat Golkar memang harus orang yang memang punya pengalaman dan punya karakter yang kuat, sementara Gibran belum teruji untuk itu. Kecuali kalau bapaknya mungkin saya malah mengusulkan Jokowi,” kata Usep saat dikonfirmasi, Jumat (15/3/2024).

Usep menambahkan, jangan menyamakan Golkar dengan Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang sekarang dipimpin oleh Kaesang Pangarep yang juga adik Gibran. 

Dia mengatakan mekanisme organisasi Golkar sudah mapan dan matang, tidak begitu saja direbut.

Pengalaman Gibran, menurut Usep, masih belum teruji untuk mengelola berbagai faksi dan kepentingan yang ada di tubuh partai serta munculnya berbagai dinamika. 

Gibran dianggap masih belum mampu meredam atau mengurai masalah-masalah itu.

"Golkar itu organisasi besar, partai besar, mekanismenya juga sudah mapan, dewasa juga. Jadi, memang diperlukan sosok pemimpin yang memang pandai juga mengelola konflik. Jadi, di sana itu di Golkar itu kan teruji tapi memang mekanisme kepartaiannya juga jalan dan selalu selesai,” ucap dia.

“Di Golkar juga gejolak konfliknya bukan tidak ada, sering dan banyak karena memang begitu karakter dari banyaknya tokoh dan masing-masing punya gerbong punya pengikut yang akhirnya konflik, karena di Golkar ini tidak ada tokoh sentral semacam PDIP, Gerindra atau Demokrat,” imbuhnya.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini