News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

3 Tahun Memimpin Kota Surabaya, Inilah Sejumlah Capaian Program dan Prestasi Eri Cahyadi-Armuji

Editor: Content Writer
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi dan Wakil Wali Kota Surabaya Armuji pada perayaan Hari Jadi Kota Surabaya tahun 2023.

Untuk memberikan tempat tinggal yang layak bagi masyarakat Kota Surabaya, Pemkot merealisasikan Program Dandan Omah atau Rutilahu (Rumah Tidak Layak Huni). Pada tahun 2023, telah dilakukan perbaikan Rutilahu sebanyak 3.909 unit, yang berasal dari APBD sebanyak 3.140 unit dan sebanyak 769 unit berasal dari non-APBD atau gotong royong.

“Pada tahun 2024, kami akan melakukan perbaikan Rutilahu sebanyak 1.804 unit, yang berasal dari APBD sebesar 1.500 unit, 240 unit berasal dari Baznas, 4 unit berasal Gereja Victory, dan 60 unit berasal dari Bangga Surabaya Peduli,” katanya. 

Baca juga: Kian Cantik nan Indah, Pemkot Surabaya Revitalisasi Taman di Seluruh Kota

Selanjutnya, Pemkot Surabaya juga fokus untuk menyejahterakan warganya melalui program Padat Karya dan Penyaluran Bekerja. Melalui program ini, pemkot berhasil menyalurkan tenaga kerja kepada warga sebanyak 36.194 warga.

Banyaknya warga yang bekerja turut membuat perekonomian Surabaya mengalami pertumbuhan. Pada tahun 2020 atau di masa pandemi Covid-19, tingkat perekonomian Surabaya -4,85 persen, kemudian tahun 2021 naik jadi 4,29 persen dan tahun 2022 menjadi 6,51 persen. Kemudian di tahun 2023 menjadi 5,70 persen.

Tak hanya itu, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Surabaya juga terus menurun. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Surabaya, TPT Surabaya pada 2020 berada di angka 9,79 persen. Kemudian, pada tahun 2021, angka TPT berubah menjadi 9,68 persen, tahun 2022 turun menjadi 7,62 persen, hingga akhirnya tahun 2023 turun lagi menjadi 6,76 persen.

“Jadi, pada 2022-2023 TPT turun 0,9 persen,” tegasnya.

Keberhasilan program ini juga berdampak pada penurunan angka kemiskinan dan kemiskinan ekstrem di Kota Surabaya. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), angka kemiskinan Surabaya pada tahun 2021 berada di angka 5,23 persen atau sekitar 152,49 ribu jiwa, tahun 2022 turun menjadi 4,72 persen atau sekitar 138,21 ribu jiwa, dan pada 2023 berkurang menjadi 4,65 persen atau sekitar 136,37 ribu jiwa.

Sedangkan angka kemiskinan ekstrem Surabaya pada tahun 2021 berada di angka 1,2 persen atau sekitar 35 ribuan, kemudian pada tahun 2022 angkanya turun menjadi 0,8 persen atau sekitar 23 ribuan. 

“Jadi, data kemiskinan ekstrem yang kita terima terakhir sampai tahun 2022, dan mulai 2021-2022 angka kemiskinan ekstrem itu sudah ada penurunan sekitar 0,4 persen,” ujarnya. 

Di samping itu, salah satu fokus utama Wali Kota Eri bersama jajaran Pemkot Surabaya adalah menekan angka stunting. Alhasil, angka stunting Surabaya merupakan yang terendah se-Indonesia. Hingga awal bulan Maret 2024, angka stunting di Surabaya tersisa 255 anak, serta sebanyak 47 kelurahan dan 5 puskesmas di Surabaya sudah berstatus zero stunting aktif.

Angka Kematian Ibu (AKI) juga terus menurun dari 57,27 per 100.000 kelahiran hidup di tahun 2021, menjadi 32,59 di tahun 2023. Penurunan itu juga diikuti oleh turunnya Angka Kematian Bayi (AKB) setiap tahunnya, dari 4,96 per 1000 kelahiran hidup di tahun 2021, menjadi 4,04 di tahun 2023.

“Surabaya juga sudah 100 persen UHC (Universal Health Coverage), artinya seluruh warga Kota Surabaya sudah tercover BPJS Kesehatan,” tegasnya. 

Berbagai terobosan dan inovasi yang dijalankan kemudian membuahkan hasil. Sejak dilantik pada 26 Februari 2021 hingga pertengahan Maret 2024, sebanyak 111 penghargaan sudah diraih oleh Wali Kota Eri beserta jajaran, terdiri dari 30 penghargaan personal, 78 penghargaan nasional, dan 3 penghargaan internasional.(*)

Baca juga: Tingkatkan IPM, Pemkot Surabaya Sediakan Berbagai Layanan Literasi

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini