TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala BNN RI, Marthinus Hukom, S.I.K., M.Si., mewakili Indonesia memberikan keynote intervention pada peringatan 10 tahun terbentuknya United Nation Guiding Principles (UNGP) atau panduan prinsip-prinsip PBB terkait Alternative Development pada side event CND Ke-67 di Wina, Austria, Kamis (14/3/2024).
Pada pertemuan yang diinisiasi oleh Thailand ini, Kepala BNN RI menyebut Alternative Development (AD) telah menjadi pendekatan holistik dalam mengatasi akar permasalahan narkotika jenis tanaman.
Baca juga: BNN RI-Universitas Yarsi Tandatangani Perjanjian Kerja Sama Wujudkan Generasi Muda Bersih Narkoba
Dalam forum side event tersebut Ia juga menyampaikan bahwa pendekatan ini telah menjadi kebijakan yang diadopsi Indonesia melalui Grand Design Alternative Development (GDAD) periode 2016-2025.
“GDAD memberikan uraian tujuan yang jelas dalam meningkatkan kesejahteraan sosio-ekonomi masyarakat terdampak, mendorong keberlanjutan kehidupan, memperkuat ketahanan masyarakat, serta membina hubungan kemitraan dengan para pemangku kepentingan baik lokal maupun internasional,” sebut Kepala BNN RI.
Marthinus menambahkan bahwa Alternative Development telah menjadi kunci dalam menghentikan kultivasi tanaman narkotika.
Baca juga: BNN RI Gelar Pelatihan Fungsional Penyuluh Narkoba, 209 Pegawai Baru Resmi Dilantik
Hal itu sejalan dengan apa yang disampaikan Executive Director UNODC, Ghada Waly pada side event CND tersebut.
“Selama 25 tahun terakhir kita telah melihat potensi besar Alternative Development sebagai pilar kebijakan dalam mengurangi budidaya tanaman narkotika,” ujar Ghada Waly.
Menurut Executive Director UNODC tersebut, Alternative Development lebih dari sekedar peralihan tanaman, tetapi merupakan pendekatan yang menyeluruh dan berkelanjutan karena di dalamnya terdapat pemberdayaan perempuan, kolaborasi antara masayarakat, pemerintah, hingga sektor swasta, dan tentunya pemenuhan kebutuhan pangan.