TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Republik Indonesia (BNPT RI) Komjen Mohammed Rycko Amelza Dahniel, mengatakan, pihaknya terus melakukan mitigasi dalam membangun kesadaran publik, bahwa kekerasan terorisme merupakan kejahatan yang bertentangan dengan nilai-nilai agama dan kemanusiaan.
Hal itu disampaikan dalam menanggapi tragedi serangan teror kepada warga sipil yang terjadi di Balai Kota Crocus, Moskow, Rusia seusai kegiatan rapat koordinasi dengan Menkopolhukam di Jakarta pada Senin (25/3/2024).
"Merespons situasi keamanan pasca kejadian di Moskow, Russia, BNPT terus melakukan mitigasi dengan membangun kesadaran publik bahwa tindakan sebagaimana yang terjadi merupakan kejahatan kemanusiaan yang tidak sesuai dengan nilai agama dan nilai kemanusiaan," kata Rycko.
Selain membangun kesadaran publik, Rycko juga menegaskan BNPT terus melakukan koordinasi dengan Kementerian/Lembaga, untuk meningkatkan publik resilience demi membangun ketahanan masyarakat.
Sehingga upaya pencegahan dan deteksi dini ancaman terorisme dapat dimaksimalkan.
"Namun demikian BNPT tidak bekerja sendiri, karena tugas dan fungsi BNPT adalah mengkoordinasikan kementerian/lembaga terkait dengan melakukan pendekatan soft approach hingga hard approach, yang mana dalam hal ini sangat perlu membangun kesadaran publik sehingga bersama-sama pemerintah melakukan pencegahan dan deteksi dini," ujar dia.
Lebih lanjut, Kepala BNPT pun berpesan kepada masyarakat untuk terus menjaga kebhinekaan, persatuan den kesatuan serta tegas menolak segala bentuk kekerasan di Indonesia.
Baca juga: Pemerintah Kutuk Serangan di Moskow, Menko Polhukam: Tindakan Tak Beradab
"Mari kita tolak kekerasan di negeri ini, kita jaga kebhinekaan, kita jaga agar ada rasa kasih sayang diantara kita semua ya, jauhkan tindakan-tindakan kekerasan seperti itu," pungkas Rycko.