TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Beredar poster daftar nama atau kandidat yang akan mengisi pos-pos menteri dalam kabinet baru pemerintahan Prabowo-Gibran.
Meski akurasi nama-nama ini banyak dipertanyakan, menarik untuk diulas, siapa saja nama yang dimasukkan dalam daftar kandidat menteri pertahanan di "Kabinet Prabowo" tersebut?
Dalam poster telah beredar sejak Senin lalu, tertulis “Update Top 3 Kandidat Menteri & Wakil Menteri Kabinet Prabowo-Gibran Pasca Pengumuman KPU Maret 2024”.
Dalam poster berlatar biru muda itu, terdapat 8 bagian kandidat menteri, yakni:
- Kandidat Menteri Koordinator
- Kandidat Menteri Triumvirat
- Kandidat Menteri Pendukung Kerja Presiden
- Kandidat Menteri Bidang Perekonomian dan Investasi
- Kandidat Menteri Bidang Perekonomian dan Investasi
- Kandidat Menteri Bidang Pangan, Gizi dan Pembangunan Manusia
- Kandidat Menteri Bidang Energi, Infrastruktur, Hilirisasi dan Lingkungan Hidup
- Kandidat Menteri Bidang Politik Hukum dan Keamanan
Menteri Pertahanan sendiri masuk dalam kategori Kandidat Menteri Triumvirat.
Ada tiga nama yang masuk kandidat versi poster ini, mereka adalah Letjen (Purn) Sjafrie Sjamsoeddin, Laksdya (Purn) Didit Herdiawan, hingga Mayor (Purn) Agus Harimurti Yudhoyono,
Letjen (Purn) Sjafrie Sjamsoeddin
Jenderal berdarah Makassar ini dikenal sebagai teman dekat Prabowo.
Sjafrie lulus dari Akademi Militer (dulu AKABRI) pada 1974. Satu angkatan dengan Prabowo.
Sepanjang karirnya, Sjafrie pernah menduduki sejumlah jabatan strategis di militer.
Termasuk di antaranya pernah menjadi Pangdam Jaya di era Reformasi 1998.
Sempat "tenggelam" gegara kasus kerusuhan jelang Reformasi, namanya muncul lagi ketika didapuk menjadi Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI tahun 2002–2005.
Sjafrie kemudian pernah juga menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan.
Kemudian di tahun 2010, Sjafrie ditunjuk menjadi Wamenhan.
Saat Prabowo ditunjuk menjadi Menhan di 2019, eks Pangkostrad itu pun menunjuk Sjafrie menjadi penasihat khusus.
Laksamana Madya (Purn) Didit Herdiawan Ashaf
Mantan perwira tinggi TNI AL ini merupakan putra Jawa Timur, kelahiran Surabaya, 13 September 1961.
Namanya juga masuk dalam daftar kandidat Menhan versi "poster" yang beredar di media sosial.
Sejumlah jabatan strategis pernah diemban Didit, baik di lingkup TNI AL, Mabes TNI, hingga Kementerian Pertahanan.
Saat masih berpangkat Kolonel, ia pernah bertugas sebagai ajudan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Didit juga pernah menjabat sejumlah posisi strategis ketika berpangkat bintang tiga, seperti wakil KSAL, Kasum TNI, hingga Irjen Kemhan.
Saat ini dia dipercaya Prabowo sebagai Asisten Khusus Menhan Bidang Matra Laut.
Mayor (Purn) AHY
Meski pensiun berpangkat mayor, AHY disebut juga memiliki peluang sebagai Menhan di era Prabowo-Gibran.
Ada sejumlah alasan yang bisa mendorong Prabowo memilih AHY sebagai Menhan.
Satu, AHY merupakan Ketua Umum Partai Demokrat, partai pendukung Prabowo-Gibran di Pilpres 2024.
Kedua, AHY juga merupakan putra sulung dari SBY, mantan Presiden RI sekaligus rekan Prabowo di kemiliteran.
Ketiga, AHY, adalah sosok yang telah menorehkan prestasi gemilang dalam berbagai bidang, terutama di dunia militer dan politik.
Ia lulus dari SMA Taruna Nusantara pada tahun 1997 dengan predikat terbaik, membawa pulang medali Garuda Trisakti Tarunatama Emas.
Saat di Akademi Militer (Akmil) Magelang, AHY mendapatkan penghargaan pedang Tri Sakti Wiratama dan medali Adhi Makayasa pada bulan Desember 2000.
Setelah itu, Agus melanjutkan pendidikan pascasarjana di Institute of Defence and Strategic Studies Nanyang Technological University, Singapura, dan berhasil meraih gelar Master of Science in Strategic Studies pada tahun 2006.
Gerindra Tidak Tahu
Menanggapi poster berisi susunan kabinet pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, Sekjen Gerindra Gerindra Ahmad Muzani mengaku tidak tahu menahu.
Muzani mengaku tak bisa mengonfirmasi apakah susunan menteri-menteri itu dibicarakan oleh Prabowo-Gibran atau tidak.
Pasalnya, Prabowo dan Gibran telah bertemu di Jakarta Selatan pada Jumat (22/3/2024) lalu, di mana mereka membicarakan soal kabinet.
"Saya tidak tahu, saya tidak mendengar apa yang dibicarakan. Kalau kemudian pertanyaannya apakah yang beredar itu sesuatu yang dibicarakan di dalam, saya tidak bisa," imbuhnya, kemarin malam.