News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

BMKG Memprediksi Mei hingga Agustus jadi Awal Musim Kemarau

Penulis: Widya Lisfianti
Editor: Whiesa Daniswara
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

BMKG: Waspada, Potensi Cuaca Ekstrem Masih Mengintai di Periode Peralihan Musim

TRIBUNNEWS.COM - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi sekitar 63 persen wilayah Zona Musim mengalami awal musim kemarau pada Mei hingga Agustus 2024.

Selain itu, gelombang panas (heat wave) akan melanda berbagai negara Asia dan Asia Tenggara di awal pekan ini.

Contohnya seperti Thailand yang memiliki suhu maksimum mencapai 52°C.

Sementara itu, di Indonesia sendiri suhu udara maksimum diatas 36,5°C tercatat di beberapa wilayah.

Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto mengatakan, fenomena suhu panas di Indonesia dapat terjadi karena posisi semu matahari pada bulan April berada dekat sekitar khatulistiwa.

Hal itu menyebabkan suhu udara di sebagian wilayah Indonesia menjadi relatif cukup terik saat siang hari.

Meski demikian, fenomena suhu panas di Indonesia bukan merupakan heat wave.

"(Hal itu) karena memiliki karakteristik fenomena yang berbeda, di mana hanya dipicu oleh faktor pemanasan permukaan sebagai dampak dari siklus gerak semu matahari sehingga dapat terjadi berulang dalam setiap tahun," ujarnya, Sabtu (27/4/2024), dikutip dari laman BMKG.

Sementara itu, Kepala Pusat Meteorologi Publik Andri Ramdhani menjelaskan, bulan April merupakan periode peralihan musim.

Yakni dari musim hujan ke musim kemarau di sebagian besar wilayah di Indonesia.

Salah satu ciri masa peralihan musim adalah pola hujan yang biasa terjadi pada sore hingga menjelang malam hari dengan didahului oleh adanya udara hangat dan terik pada pagi hingga siang hari.

Baca juga: BMKG: Hujan Intensitas Sangat Lebat hingga Ekstrem Berpotensi Terjadi di Beberapa Wilayah Indonesia

Hal ini terjadi karena radiasi matahari yang diterima pada pagi hingga siang hari cukup besar.

Sehingga memicu proses pengangkatan massa udara dari permukaan bumi ke atmosfer sehingga memicu terbentuknya awan.

Berikut adalah beberapa tips untuk menghadapi cuaca panas yang tak biasa, dikutip dari laman Kementerian Kesehatan:

1. Minum air yang banyak untuk mencegah dehidrasi

2. Hindari kontak dengan sinar matahari secara langsung, bisa menggunakan topi atau payung

3. Memakai baju yang berbahan ringan dan longgar

4. Sebisa mungkin bertedur di antara jam 11 pagi hingga 3 siang

5. Jangan meninggalkan siapapun di dalam kendaraan dalam kondisi parkir baik dengan jendela terbuka maupun tertutup

6. Gunakan sunscreen atau tabir surya minimal SPF 30 pada kulit yang tidak tertutup oleh baju sebelum keluar rumah

(Tribunnews.com, Widya)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini