Laporan Wartawan Tribunnews, Mario Christian Sumampow
TRIBUNNES.COM, JAKARTA - Kelompok transpuan menuntut pemerintah dapat memberi ruang dan kerja yang layak tanpa adanya diskriminasi status gender.
Hal itu disampaikan oleh Victoria, seorang transpuan yang turut ikut dalam aksi demo Hari Buruh di kawasan Patung Kuda, Jakarta, Rabu (5/1/2024).
"Pada kesempatan ini kami transpuan ingin menuntut pekerjaan yang layak, pekerjaan formal di mana kami tidak didiskriminasi dengan status gender kami," ujarnya.
Baca juga: Hari Buruh 2024, Demonstran Dandan Seperti Pantomim, Suarakan Tuntutan
Menjadi transpuan, membuat Victoria jadi kesulitan dalam memperingati pekerja formal.
Padahal, tegasnya, mereka juga dapat melakukan banyak perkejaan yang tidak hanya dalam bidang kerja informal saja.
Akibatnya, para transpuan hingga saat ini harus punya keterbatasan ruang dan pilihan kerja.
"Yang orang-orang tahu itu transpuan itu cuman bisa kerja di salon. Padahal salon-salon besar juga enggak memperkerjakan transpuan kecuali mungkin yang penampilannya sebagai laki-laki," katanya.
"Saya enggak di pekerjaan formal jadi kebanyakan itu ada yang sebagai perias panggilan , kalau kami kan dari sanggar ya jadi lebih banyak menyalurkan bakat mereka, ada yang nyanyi, manggung," tambah Victoria.
Ia sangat menyayangkan bagaimana lingkungan kerja saat masih belum dapat menerima kehadiran pihaknya.
Di satu sisi, Victoria sangat ingin dapat merasakan kerja formal. Ia mengaku juga hendak merasakan fasilitas dalam kerja formal seperti mendapatkan tunjangan hari raya atau THR.
"Kami kan juga ingin dapat THR, kami enggak punya pekerjaan yang formal, kebanyakan teman-teman kan sebagai pengamen di jalan," tuturnya.