Kekhawatiran Iyoh yang sehari-hari bertugas menjahit atau memasangkan tali sepatu lebih kepada biaya pendidikan dua anaknya yang saat ini menginjak bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP).
"(Biaya pendidikan) Mahal. Jangan ditanya. Apalagi kalau yang namanya di kota kayak begini. Belum lagi buat ongkos dia setiap hari. Belum lagi kalau kita nggak sempat nganterin harus naik ojek online," kata Iyoh.
Iyoh mengatakan selama ini dirinya tidak mendapatkan tunjangan pendidikan dari perusahaan tempatnya bekerja karena sesuai kesepakatan dengan pihak perusahaan.
Namun demikian, Iyoh berharap ke depannya biaya pendidikan anak-anaknya dapat ditanggung pihak perusahaan.
"Mau banget, pengen banget kalau begitu. Kan lumayan," kata dia.
Namun keduanya mengaku selama ini tidak ada potongan-potongan gaji khusus dari perusahaan.
Selama ini, kata mereka berdua, gaji mereka hanya dipotong untuk BPJS dan iuran serikat.
Keduanya juga mengaku selama ini bekerja selama 8 jam sehari dan libur dua hari dalam sepekan yakni Sabtu dan Minggu.