Saimun langsung berangkat ke Subang mencari anaknya.
Sebab, ia penasaran tidak melihat data Desi (Desi) sebagai korban di Puskesmas dan RSUD Subang.
"Saya pergi ke Subang bersama mobil keluarga. Di sana saya baru tahu Desi jadi korban meninggal," ucapnya.
Cerita Rosdiana saat Pertemuan Terakhir dengan Sang Anak
Duka mendalam juga dialami Ibu Kandung Mahesya, Rosdiana.
Rosdiana harus kehilangan sosok anaknya yang dinilai baik dan mudah bergaul dengan siapa pun di lingkungan sekitar.
Rumah Mahesya Putra (18) menjadi korban kecelakaan bus maut di Ciater, Subang, di Jalan Parungbingung, Kecamatan Pancoranmas, Depok, Jawa Barat.
Mahaesya merupakan anak paling besar dan bakal menjadi tulang punggung keluarga jika sudah bekerja nanti.
"Dia bilang kalau sudah lulus mau kuliah, mau kerja mau bahagiakan keluarganya," katanya, Minggu, dilansir TribunnewsDepok.com.
Baca juga: Polri Tunggu Hasil Olah TKP untuk Pastikan Penyebab Kecelakaan Maut Bus Pariwisata di Subang
Tak Ada Gelagat Aneh
Lebih lanjut, Rosdiana mengungkapkan, sebelum berangkat acara perpisahan sekolah di Bandung tidak ada gelagat yang mencurigakan.
Mahesya juga tidak menitipkan pesan apapun kepada ibunya.
"Cuma saya bilang ke dia, enggak bisa ngasih ongkos banyak, dia bilang cukup ga ya bu, dia mau belikan oleh-oleh buat adiknya," tegasnya.
"Dia itu orangnya semangat buat kejar cita-citanya, enggak neko-neko anaknya. Enggak minta apa-apa. Apa adanya saja," lanjutnya.
Diketahui, kecelakaan Bus Trans Putera Fajar bernomor polisi AD 7524 OG, melibatkan mobil Daihatsu Feroza D 1455 VCD, serta 3 motor, terjadi pada Sabtu (11/4/2024).
Sebanyak 11 orang menjadi korban jiwa dalam insiden ini.