Laporan Wartawan Tribunnews Taufik Ismail
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan terus mengikuti perkembangan bencana banjir lahar dingin di Sumatra Barat.
Ia telah memerintahkan Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto untuk memonitor penanganan bencana tersebut.
Baca juga: BNPB: Korban Meninggal Banjir Bandang di Sumbar jadi 50 Orang, 27 Orang Masih Hilang
"Saya mengikuti terus dengan seksama perkembangan banjir di Kabupaten Tanah Datar, di Sumatera Barat dan saya sudah memerintahkan ke pak BNPB untuk segera ke sana dan sudah sampai di sana dan sudah kami telfon juga perkembangannya seperti apa, kondisinya seperti apa kami ikuti," kata Jokowi usai berkunjung ke Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) Rumah Sakit Konawe di Sulawesi Tenggara pada Selasa (14/5/2024).
Jokowi mengaku ingin meninjau langsung lokasi bencana tersebut, namun masih menyesuaikan waktu. Selain itu kata dia, di sekitar lokasi terdampak masih rawan longsor.
"Saya juga ingin ke sana tetapi masih mengatur waktu. Karena juga di sana kondisinya jalan banyak yang longsor, pengungsi juga baru ditata, dan kemudian nanti, kalau waktunya sudah ketemu saya akan segera tinjau ke sana ke Sumatra Barat dan baik memberikan bantuan dan memberikan solusi ke yang terdampak," katanya.
Baca juga: UPDATE: Korban Tewas akibat Banjir Bandang di Sumbar Capai 50 Orang, Paling Banyak Kabupaten Agam
Sebelumnya pencarian dan pertolongan korban terdampak banjir lahar dingin serta longsor, di enam kabupaten dan kota di Sumatra Barat, masih terus dilakukan.
Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto mengatakan bahwa korban meninggal dunia akibat bencana tersebut tercatat menjadi 50 orang. Sementara 27 orang hilang, 37 orang luka-luka, serta 3.396 jiwa mengungsi.
Adapun rincian korban meninggal dunia di antaranya Kota Padang Panjang 2 orang, Kabupaten Agam 20 orang, Kabupaten Tanah Datar 19 orang, Kota Padang 1 orang, dan Kabupaten Padang Pariaman 8 orang.
"Datanya akan berkembang terus. Untuk membantu mencari (korban) yang masih hilang alat berat itu masuk harus secepat mungkin karena kan Basarnas punya golden time di 6x24 jam, kita akan tetap upayakan mencari sampai ketemu apabila ada pihak keluarga atau ahli waris yang minta tetap dicarikan ya kita harus cari," ujar Suharyanto dikutip dari siaran pers BNPB, Selasa (14/5/2024).
Suharyanto mengatakan langkah penanganan darurat yang diambil pada bencana kali ini di antaranya pemulihan akses jalan darat dari daerah terdampak dengan alat berat, pembersihan material longsor, evakuasi korban, dan koordinasi dengan OPD terkait.
Baca juga: BNPB Umumkan Status Tanggap Darurat Bencana Sumbar 14 Hari, Transisi Rehabilitasi Berjalan Paralel
Selain dukungan dalam aspek pencarian dan pertolongan korban terdampak, pemerintah juga mengupayakan pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat yang terdampak bencana tersebut.
"Kita sepakat dan meyakinkan bahwa kebutuhan dasar masyarakat terdampak ini betul -betul harus dipenuhi dengan baik ketika dia korban, luka-luka, maupun yang sekarang mengungsi. kita pastikan dan tadi kita sudah berikan bantuan awal baik yang bersifat dana maupun barang kebutuhan sehari hari dan ini akan dievaluasi terus menerus sesuai perkembangan," ujar Suharyanto.
Hingga Senin sore, pengiriman bantuan logistik dan evakuasi warga masih dilakukan. Kendati masih adanya tempat dan jalur yang masih tertutup dan terisolir, Suharyanto mengatakan pengiriman bantuan dilakukan menggunakan jalur udara maupun darat dengan memakai jembatan darurat.