Keempat, diplomasi air perlu didorong di berbagai forum parlemen di tingkat regional dan internasional, karena air merupakan agenda global yang tidak hanya tercantum sebagai salah satu target pembangunan berkelanjutan (SDGs), tapi juga sejalan dengan agenda global menahan laju perubahan iklim.
Kelima, jangan sampai ditinggalkan peran budaya adi luhung dimana masyarakat negeri ini menghormati dan menghargai air.
"Dan itu tersampaikan dari berbagai kearifan lokal yang ada di Indonesia, seperti penghormatan kepada mata air dan juga sistem irigasi tradisional bali (subak) yang telah menjadi unesco world cultural heritage dan berbagai kearifan lokal lainnya," ucapnya.
Setidaknya ada 138 negara yang akan berpartisipasi dalam WWF 2024, dengan 51 negara di antaranya akan mewakili parlemen dunia dan organisasi internasional. Setiap gelarannya, WWF memiliki tema yang berbeda, tema dari WWF 2024 adalah 'Water Shared Prosperity' atau Air untuk Kemakmuran Bersama.
Segmen yang dikhususkan untuk parlemen pada WWF 2024 akan diselenggarakan pada 19-22 Mei 2024 mendatang yang terpusat di Bali Nusa Dua Convention Center.
"Akan ada 4 (dua) tema khusus yang akan dibahas, di antaranya pleno pertama dengan tema ‘Akses Terhadap Sanitasi dan Air’, pleno kedua dengan tema ‘Praktik Inovatif untuk Akses Air yang Inklusif dan Setara’, Pleno ketiga air sebagai unsur inti aksi iklim, serta pleno keempat mengenai diplomasi air, kerja sama dan sains bagi perdamaiam". Rangkaian pertemuan parlemen pada gelaran tersebut diharapkan bisa menghasilkan deklarasi atau resolusi terkait air ini yang akan disepakati oleh seluruh parlemen yang ada dan bersifat multi stakeholder," pungkasnya.