TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum PP Kesatuan Mahasiswa Angkatan Muda Partai Golkar (PP KM AMPG), Alexandra menanggapi pernyataan Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari dalam salah satu podcast yang menyatakan "Golkar bisa menjadi brutus".
Pihaknya menilai pernyataan Qodari tersebut dapat berdampak buruk pada banyak hal. Termasuk dengan kesolidan Koalisi Indonesia Maju (KIM).
Menurutnya, sejauh ini, Koalisi Indonesia Maju, sejak awal dengan kesadaran penuh mengusung pasangan Prabowo-Gibran.
Namun dengan pernyataan dari Qodari bisa berakibat pada kondisi saling curiga dalam Koalisi, yang berujung pada ketidakharmonisan koalisi pendukung Pemerintahan Prabowo-Gibran.
"Pernyataan saudara Qodari seolah-olah membenarkan pandangan bahwa mereka yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Maju atau pun koalisi yang lain, mendukung capres-cawapres pada dasarnya hanya berorientasi pada bagi-bagi kue kekuasaan. Padahal Partai Golkar meyakini, bahwa pilihan dukungan dan koalisi dari setiap partai yang ada (tidak hanya Partai Golkar) selalu didasarkan pada kesamaan visi, misi dan gagasan dalam kesinambungan pembangunan nasional," kata Alexandra kepada wartawan, Selasa (21/5/2024).
Alexandra menuturkan, pernyataan Qodari menyiratkan bahwa partai politik umumnya dan Partai Golkar khususnya identik dengan pengkhianatan. Sehingga dapat merusak tatanan Koalisi yang terbentuk.
"Partai Golkar, di bawah kepemimpinan Bapak Airlangga Hartarto selalu solid dan berkomitmen penuh mendukung Pemerintahan Prabowo-Gibran, sebagaimana diputuskan oleh Partai sejak awal," tuturnya.
Pihaknya pun meminta dan mengimbau kepada Qodari, dan juga kepada semua pihak, agar tidak menggangu proses pematangan transisi pemerintahan dari Kabinet Jokowi-Ma'ruf Amin ke Kabinet Prabowo-Gibran dengan memberikan pernyataan yang bersifat memecah belah, mengadu domba pihak-pihak yang sedang berkonsentrasi menjaga proses transisi ini agar bisa berlangsung dengan baik.
"Sebagai salah satu Partai yang cukup memiliki kematangan dalam berpolitik, partai Golkar tentunya memiliki mekanisme partai yang terstruktur dan sistematis dalam menentukan kepemimpinan Partai. Di samping itu, dalam setiap masanya, Partai Golkar juga memiliki kader-kader partai yang potensial yang terdidik dengan baik dalam mekanisme kaderisasi partai. Meski demikian, Partai Golkar selalu terbuka menerima siapa pun yang berminat menjadi kader partai," imbuhnya.
Masih kata Alexandra, Partai Golkar sama sekali tidak ikut campur tentang direkomendasikannya lembaga-lembaga lain untuk pilkada, karena konsentrasi Partai Golkar saat ini adalah memastikan bahwa kesinambungan Pembangunan Nasional dapat terlaksana oleh pemerintahan mendatang.
Baca juga: AMPI Sesalkan Pernyataan M Qodari tentang Partai Golkar: Sebaiknya Objektif
"Agar semua pihak di luar Kader Partai Golkar untuk tidak memberikan pernyataan-pernyataan yang tidak berdasar dan tidak perlu agar tidak mengalihkan perhatian masyarakat yang menginginkan kesinambungan kerja dalam pembangunan nasional," ujarnya.