Sama seperti ayahnya, Ilham Habibie memang dikenal suka dengan beragam jenis buku.
Tak hanya buku teknik dan bisnis, Ilham Habibie juga menyukai buku fiksi dan filsafat.
Buku fiksi ilimiah yang ia sukai adalah Da Vinci Code yang ditulis oleh Dan Brown.
Ia juga lekat dengan karya-karya Pramoedya Ananta Toer.
Selain itu, ia juga menyukai cerita kriminal yang menegangkan dan bisa mengajak orang untuk berfikir, seperti karya Jan Willem van Witering.
Karier Ilham Habibie
Setelah lulus kuliah, Ilham Habibie sempat bekerja di Boeing, dikutip dari TribunnewsWiki.com.
Namun, akhirnya kembali ke Indonesia untuk membantu sang ayah menyelesaikan proyeknya dalam merancang pesawat terbang N-250.
Sayangnya, proyek tersebut harus dihentikan sebagai persyaratan IMF untuk menstabilkan kondisi ekonomi Indonesia, pada saat itu.
Ilham Habibe juga sempat dipercaya menjabat sebagai Direktur Marketing PT Dirgantara Indonesia.
Namun, ia keluar pada 2002 dan berganti ke Grup Ilthabi Rekatama, perusahaan milik keluarga.
Ilham Habibie mengambil alih perusahaan karena adiknya, Thareq Kemal Habibie, tengah menjajal bisnis lain.
Pada waktu yang sama, ia juga dipercaya menjadi Commissioner of PT Asuransi Wuwungan.
Sembari menekuni dunia bisnis, Ilham Habibie memutuskan untuk belajar ilmu manajemen di School of Business, Universitas Chicago, Singapura, pada 2003.
Di tahun yang sama, ia menjadi Chairman of PT Industri Mineral Indonesia sampai 2004 dan President Director of PT Global Group Asia hingga 2006.