News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kunjungan Paus Fransiskus

Kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia dari Kacamata Deni Iskandar Muslim Banten Sekolah di Vatikan 

Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Theresia Felisiani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kolase foto Deni Iskandar. Deni Iskandar asal Pandeglang saat berkesempatan bertemu dengan Paus Fransiskus, dalam audiensi umum di Basilica Santo Petrus, Vatikan, Rabu (28/6/2023) dan Deni Iskandar bersama emaknya. Alumni penerima beasiswa Yayasan Nostra Aetate Vatikan tahun 2023 Deni Iskandar antusiasi menyiarkan rencana kunjungan Paus Fransiskus ke rekan Muslim

Udah gitu. Kamu itu masa depan Indonesia. Itu maksudnya. Hanya segitu.

Kolase foto Deni Iskandar. Deni Iskandar asal Pandeglang saat berkesempatan bertemu dengan Paus Fransiskus, dalam audiensi umum di Basilica Santo Petrus, Vatikan, Rabu (28/6/2023) dan Deni Iskandar bersama emaknya. (ist)

Jadi kira-kira dialog itu berlangsung berapa menit?

Itu berlangsung lumayan lama. Kalau hitungan saya sih lima menit ya. Karena kan juga saya banyak yang dialog itu kan.

Selain anda ada lagi orang Indonesia itu ya?

Ya banyak itu. Termasuk saya dengan orang Filipina itu kan. Teman sekolah saya itu. Ada orang Filipina. Orang Islam juga. Jadi memang itu agenda.

Saya merasa agenda itu luar biasa. Karena apa? Karena saya duduknya di paling atas. Bukan di bawah itu kan.

Nah dan yang saya buat saya bangga itu. Paus Fransiskus itu. Itu beliau orang penting. Tapi beliau itu nyamperin satu-satu. Beliau meluangkan waktu menyambangi semua audien. Jadi bukan kita yang menyambangi. Tapi beliau yang menyambangi. Tentu saya sebagai apa ya? Kita kan bukan pejabat ya? Ya merasa bangga juga. Disambangi oleh Paus Fransiskus ya. Yang itu memang tokoh dunia itu.

Selanjutnya kan tadi Deni bilang bahwa ada pejabat gereja di sana yang orang Indonesia memberitahu bahwa Paus akan berkunjung. Ceritanya bisa sampai ke dialog itu gimana?

Itu kan memang setiap hari Senin.
Itu kan saya mengikuti kelas beliau. Setiap hari Senin itu. Jam 4. Kita memang setelah beres belajar itu karena beliau orang Indonesia.

Interaksi saya dengan Padre Marco ini intent dengan berbahasa Indonesia. Jadi saya sering ngobrol-ngobrol yang itu memang di luar pelajaran itu. Tentang Indonesia, tentang gereja Katolik, tentang vatikan. Sering saya ngomong itu. Bahkan di minggu menjelang saya pulang waktu itu. 3 minggu lagi saya pulang waktu itu.

Saya ngobrol dengan Padre Marco. Padre Marco Indonesia ini punya jejak didatangi oleh Presiden Vatikan itu. Lagi pula kalau saya baca sejarah memang kontribusi negara Eropa dalam mengakui kemerdekaan Indonesia itu munculnya dari Vatikan tuh. Untuk negara Eropa ya. Sehingga datanglah Paus.

Di masa kepemimpinan Presiden kita ini itu sudah 2 kali kan. Satu Paus-Paulus 4 kalau tidak salah atau 6 gitu. Kedua, zaman Paus Yohanes Paulus 2 tuh kan. Yang ketiga ini, rencana ini.

Dan semoga aja ini berjalan dengan lancar.

Terus apa jawab waktu itu?

Jawaban Padre Marco, Paus itu Den, akan datang ke Indonesia itu. Paling nanti setelah Pilpres.

Memang hari ini juga banyak yang mau udensi waktu itu sebelum Pilpres ya. Yang mau udensi ke Paus. Dan itu salah satunya calon wakil Presiden. Cuma kita nggak maulah begitu. Paling Paus itu nanti kalaupun mau ada pejabat negara mau udensi dengan Paus Fransiskus itu setelah beres pemilu. Karena ini rawan Den. Oh iya saya mengerti itu. Memang saya juga sering ngobrol dengan guru saya itu ya. Banyak hal saya sering ngobrol itu kepada beliau itu.

Nah, dalam rangkat kunjungan Paus Fransiskus ini, apakah Deni juga ikut terlibat di dalam apa ya, acara atau persiapan atau apa? Terlibatnya?

Kalau untuk Indonesia, saya memang nggak terlibat. Karena kan saya juga menyerahkan diri maksudnya. Tapi yang pasti, sebagai alumni, alumni Nostra Aetate, tentu saya menyambut baik. Bahkan sejauh ini saya juga sudah apa ya, sudah mengkonsolidasikan juga di kalangan-kalangan muslim gitu ya. Misalnya kepada Abuya Muhtadi misalkan. Saya juga udah sampaikan. Bahwa ini ada, nanti bakal ada orang penting di Indonesia, yaitu pimpinan gereja katolik dunia mau datang. Seperti itu.

Memang, kalau misalkan bicara keterlibatan, saya cukup terlibat waktu dipastikan. Bahkan waktu itu, kan Paus Fransiskus mengeluarkan dokumen terbaru nih ya, namanya Fratelli tutti (semua adalah saudara).

Fratelli tutti itu adalah turunan dokumen dari dokumen sebelumnya di Abu Dhabi itu kan, The Document on Human Fraternity for World Peace and Living Together (Dokumen Abu Dhabi), muncullah Fratelli tutti.

Nah, waktu dipastikan itu, saya hadir menerjemahkan dokumen itu bersama teman-teman di dunia itu.

Nah, kamu menerjemahkan dokumen itu dalam apa, dalam bahasa?

Dalam bentuk gerakannya itu, maksudnya. Jadi waktu itu, Vatikan, memberikan uji coba lah.

Uji coba tentang dokumen persaudaraan ini harus kita manifestasikan. Waktu itu pernah ada kegiatan. Di situ itu, namanya Perkumpulan Persaudaraan Umat Manusia. Di dunia. Itu tempatnya di Basilika Santo Petrus. Saya hadir di situ.

Sebagai perwakilan dari Indonesia bersama KBRI. KBRI Vatikan untuk Indonesia. Ya, tentu kedatangan Paus juga apa ya, pasti dalam rangka mendorong itu, di Indonesia itu. Mungkin ya yang saya tahu.

Mendorong perdamaian dunia ya?

Harus, harus didorong. Harus.

Nah, selama berinteraksi dengan kalangan katolik di Vatikan, sekali juga dengan Paus itu, kesan kamu terhadap Paus Fransiskus ini apa?

Bagi saya, Paus Fransiskus ini, itu orang-orang sakti, itu orang hemat. Kenapa saya bilang hemat? Ini sekalipun beliau ini tinggi, tapi beliau itu, apa ya, mau menyapa begitu.

Ya buktinya misalkan, orang seperti saya ini disampangin oleh Paus Fransiskus gitu kan? Sebagai audiensnya. Ini kan luar biasa.

Kedua juga, yang saya tahu, Paus Fransiskus ini, dia ini konsen bicara tentang apa ya, peran gereja lah. Peran gereja ini, gereja harus tampil, harus membela kaum tertindas, kaum miskin seperti itulah.

Jadi ini mah agak sedikit aktivis gitu kayaknya, kalau bagi saya. Paus Fransiskus itu punya jiwa, apa ya, jiwa kemanusiaan tinggi nih.

Paus Fransiskus menghadiri audiensi umum mingguan pada tanggal 1 Mei 2024 di aula Paulus-VI di Vatikan. Berdasarkan informasi resmi dari situs Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI, Indonesia. Paus Fransiskus akan melakukan kunjungan kenegaraan ke Indonesia, pada tanggal 3 - 6 September 2024. Merupakan negara pertama dalam rangkaian kunjungan Paus Fransiskus ke kawasan Asia Pasifik. (Andreas SOLARO/AFP) (AFP/ANDREAS SOLARO)

Bang Deni, saya mendengar juga, sebagai alumni dari Nostra Aetate gitu ya, tentu Anda punya harapan gitu ya, punya hope gitu ya, apa sih manfaat dari kunjungan Paus Fransiskus Indonesia ini, kira-kira manfaatnya apa sih dilihat dari sosok Deni sebagai orang yang pernah 6 bulan belajar di Vatikan?

Jadi, dalam apa ya, yang saya tahu ya, yang namanya Paus itu, utamanya Paus itu, kalau mau datang ke satu negara, itu gak pernah kosong dari makna, pasti bermakna semuanya. Karena itu bagian daripada perjalanan apostolik, maksudnya perjalanan spiritual beliau.

Kedatangan Paus Fransiskus, kedatangan yang mulia Paus Fransiskus ini, bagi saya ya, beliau ini mau berziarah, napak tilas kalau bahasa kita.

Kenapa, karena memang Paus-paus sebelumnya itu ingin datang ke Indonesia, pernah datang ke Indonesia, dan hari ini kan kita melihat kedatangan beliau ini kemana-kemana adanya kan, ke mana, ke Jakarta misalnya, kemudian juga ada ke NTT, ada ke Pontianak, kemudian juga nanti di Jakarta ada, saya dengar kabar katanya ke Atmajaya, memang itu tempat-tempat yang sudah diagenakan oleh Paus Franciscus itu, pernah juga dikunjungi oleh Paus-Paus sebelumnya.

Kalau bicara soal harapan, sebenarnya begini, bagi saya sih ya, saya sebagai muslim, yang memang itu bukan katolik saya, tapi saya punya harapan bahwa kalau memang spiritnya, gereja katolik atau kedatangan Paus ini membangun dialog, atau menerjemahkan dokumen Fratelli tutti, seperti yang disampaikan Bapak Kardinal Suharyo itu ya, harusnya dialog ini apa ya, dilakukan itu secara apa ya, secara intent. Dan itu dibuktikan harusnya idealnya itu, Paus itu datang ke Indonesia itu, datangnya ke Banten itu harusnya.

Kalau bagi saya ya.

Oh, kamu harusnya datang ke Banten ya?

Kenapa? Karena simbol Islam itu di Banten. Islam di Indonesia ya terutama ya? Iya, terutama Islam di Indonesia itu di Banten simbolnya.

Yang disebut Islam itu di Banten. Ini supaya selaras dengan misalkan yang sudah dilakukan sebelum-sebelumnya. Misalnya kedatangan, dalam rangka membangun keharmonisan antara Islam dan gereja katolik, di Abu Dhabi misalkan, datanglah misalkan ke Abu Dhabi buat perjanjian segala macam.

Ini di Indonesia itu baik juga kalau misalkan Paus itu datang ke Banten.

Karena elit ulama juga dari Banten kan? Abuya Muthadi itu apa ya? Dia di atas Rais’aam.

Apakah mereka juga ngobrolin juga dengan rencana kedatangan paus?

Oh iya.

Ngobrolin juga dengan Deni ya?

Ngobrol. Jadi memang justru dari dari padre-padre di Roma maupun suster-suster itu justru menyuruh saya untuk apa namanya ya, untuk mengawal juga kedatangan paus Fransiskus. Kalau saya sih oke gitu ya.

Lagi pula kan hitungannya saya pernah ketemu paus ya harapan saya sih, saya juga mau lagi ketemu paus disini kan.

Kolase foto Paus Fransiskus (ist)

Ini pamungkas dari saya, pertanyaan dari saya buat Bang Deni. Mana kala mana kala ini Anda bisa bertemu dengan Paus yang ketika di Indonesia. Apa yang ingin kamu sampaikan kepada Paus?

Jadi sederhana aja bagi saya tuh ingin mengucapkan terima kasih doang. Saya mengucapkan terima kasih banyak kepada Paus Fransiskus dan saya ingin bilang inilah negara saya.

Kalau bisa memang, kalau memungkinkan Paus bisa mampir ke rumah saya.

Paus suruh mampil ke rumahmu gitu kan? Kalau kamu mampil di rumahmu terus kamu suguhi apa?

Banyak. Kita bakarin ikan mas kan. Kita potong ayam. (Tribun Network/ Yuda).

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini