Keterangan Suroto yang ini juga berbeda dengan BAP yang menyebut Vina merintih, bukan minta tolong.
"Minta tolong, tolong, yang benar itu minta tolong, Pak," tutur Suroto menerangkan.
Menurut Suroto, saat ditolong kedua korban mengalami luka lebam di wajah, berdarah-darah di kepala, serta tangan dan kaki patah.
"Saya tidak menyangka apa-apa, intinya waktu itu saya menyangka kecelakaan kok sampai separah ini. Saya tahunya dulu kecelakaan," ungkapnya.
Selepas peristiwa itu, Vina dan Eky dibawa ke rumah sakit menggunakan mobil polisi.
Sementara, Suroto kembali ke Polsek membawa motor dan menyusul ke rumah sakit.
Suroto mengatakan, foto yang beredar mengenai kondisi Vina saat kejadian berbeda dengan apa yang dirinya lihat.
Ia memastikan, saat pertama kali ditolong, kondisi Vina mengalami luka lebam penuh darah.
"Mudah-mudahan permasalahan cepat selesai, biar tidak jadi bumerang di tengah masyarakat."
"Yang benar katakan benar, yang salah katakan salah. Cepat selesai tidak berlarut-larut, tidak membuat kegaduhan di tengah Masyarakat," ucap Suroto.
Di sisi lain, Dedi menilai semua kemungkinan bisa terjadi dalam kasus itu.
Dedi tak ikut campur atas berbagai keterangan dari orang-orang yang ia temui terkait tewasnya Vina dan Eky pada 27 Agustus 2016 itu.
Tes Kebohongan
Sementara itu, Polda Jabar akan melakukan tes poligraf atau kebohongan kepada salah satu tersangka pembunuhan Vina dan Eky, yakni Pegi Setiawan alias Perong.
Sebelumnya, Pegi telah menjalani tes psikologi mengenai intelegensi, afeksi, psikomotor di Polda Jabar.