Atas dasar itu, ia meyakini bahwa akan ada sinkronisasi dalam penyusunan kabinet menteri di era pemerintahan Prabowo-Gibran.
Qodari juga menilai, istilah transisi tak akan digunakan pemerintahan Jokowi kepada pemerintahan Prabowo.
Pasalnya, banyak hal yang membuat pembangunan atau kerja presiden terpilih dimulai dari nol atau awal ketika dimulai dilakukan transisi.
Hal itu disampaikan M Qodari saat ditanya Direktur Pemberitaan Tribun Network, Febby Mahendra Putra, terkait pengaruh dari Presiden Jokowi dalam konfigurasi kabinet ke depan.
"Ini bukan transisi. Ini sinkronisasi. Kenapa? Karena Pak Jokowi dan Pak Prabowo satu tim. Mereka nggak bermusuhan. Bahkan sangat berkawan, bertemanan. Yang kedua, Pak Jokowi akan membantu Pak Prabowo," kata Qodari saat sesi wawancara khusus di Studio Tribunnews, Palmerah, Jakarta, Selasa (4/6/2024).
"Saya perbedakan sinkronisasi dengan transisi. Transisi ya. Transisi itu adalah putusnya satu episode dengan episode yang lain. Ya. Contohnya, 2004, Ibu Mega. Putus. Putus seputus-putusnya. Sampai sekarang (dengan SBY)," sambungnya.
Qodari juga memuji tim sinkronasi yang dipimpin oleh Ketua Harian Partai Gerindra, Sufmmi Dasco Ahmad.
Yang mana tim tersebut telah bertemu dengan Menteri Keuangan, Sri Mulyani.
Apalagi, Stafsus Presiden Jokowi, Grace Natalie, turut dalam mengawal tim sinkronisasi.
"Nah, nanti kalau bayangan saya, antara Grace dengan Pak Dasco ini akan komunikasi dengan intens. Bukan tabrakan loh ya. Kan ada yang bilang tabrakan. Enggak, menurut saya justru ini bagus. Karena masing-masing ada inisiatif," ucap Qodari.
"Pak Prabowo ada inisiatif. Kalau memang sinkronisasi itu inisiatif Pak Prabowo. Dari Pak Jokowi juga ada inisiatif," jelasnya.
Sebagian artikel ini telah tayang di WartaKotalive.com dengan judul: Menko PMK Muhadjir Sebut Transisi Pemerintahan Jokowi ke Prabowo Sudah Dibahas Dalam Rapat Kabinet.
(Tribunnews.com/Deni/Taufik)(WartaKotalive.com/Alfian)