TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Staff Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto, Kusnadi akhirnya mengakui bertemu DPO KPK Harun Masiku.
Pengakuan ini disampaikan Kusnadi usai diperiksa penyidik KPK pada Rabu (19/6/2024).
Kusnadi masuk ruang pemeriksaan sekitar pukul 10.30 WIB dan keluar dari gedung KPK sekitar pukul 18.31 WIB.
Meski mengakui, Kusnadi enggan mengungkap lokasi pertemuan dengan Harun Masiku, termasuk kapan dia bertemu.
Sementara itu, Hasto Kristiyanto bakal diperiksa kedua kali oleh KPK pada Juli 2024 ini.
Pemeriksaan masih terkait Harun Masiku, apakah bakal ada pengakuan dari Hasto soal Harun Masiku?
Termasuk soal keberadaanya, pernah bertemu atau siapa penyandang dana selama Harun Masiku buron?
Terlebih sebelumnya KPK telah menyita HP Hasto serta pengakuan Kusnadi pernah bertemu Harun Masiku.
Diperiksa Lagi Bulan Juli soal Harun Masiku, Hasto Kristiyanto Janji Penuhi Panggilan KPK
Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto berjanji bakal kembali penuhi pemanggilan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada Juli mendatang.
Hasto menjadi saksi kasus dugaan suap penetapan anggota DPR 2019-2024 dengan tersangka Harun Masiku.
Diakui Hasto, saat ini ia tengah sibuk menyelesaikan program doktoral yang ujiannya bakal berlangsung pada 4 Juli mendatang.
"Sehingga di sela-sela itu tentu saja saya siap untuk menghadiri (panggilan KPK)," kata Hasto kepada awak media di kawasan Stadion GBK, Jakarta, Minggu (30/6/2024).
Staf Sekjen PDIP Hasto, Kusnadi Akui Pernah Bertemu Harun Masiku
Staf Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto, Kusnadi, mengaku pernah bertemu eks caleg PDIP Harun Masiku.
Hal itu disampaikan Kusnadi usai menjalani pemeriksaan sebagai saksi kasus dugaan suap pergantian antar waktu (PAW) anggota DPR periode 2019–2024.
Dalam perkara itu diketahui Harun Masiku sudah berstatus sebagai Daftar Pencarian Orang (DPO) sejak 2020 silam.
"Ya pernah," ucap Kusnadi di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta Selatan, Rabu (19/6/2024).
Kusnadi masuk ruang pemeriksaan sekitar pukul 10.30 WIB dan keluar dari gedung KPK sekitar pukul 18.31 WIB.
Namun, Kusnadi enggan mengungkap lokasi pertemuan dengan Harun Masiku, termasuk kapan dia bertemu.
Kusnadi yang diperiksa selama kurang lebih delapan jam itu ogah menjawab secara detil materi pemeriksaan yang ditanyakan penyidik KPK terhadap dirinya.
Ada satu pertanyaan awak media yang dijelaskannya agak panjang, yaitu terkait percakapan Kusnadi dengan staf di DPP PDIP.
Kusnadi mengeklaim percakapan dia dengan staf tidak terkait Harun Masiku, melainkan soal pembayaran pertunjukan wayang.
"Percakapan saya dengan staf, staf DPP. [Isi percakapan] ya pembayaran, pembayaran wayang kemarin, wayangan itu, pembayaran-pembayaran aja kok," kata Kusnadi yang mengaku dicecar penyidik KPK 15 pertanyaan.
Harun Masiku adalah tersangka kasus dugaan suap terhadap eks komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Wahyu Setiawan.
Harun diduga menyuap Wahyu untuk memuluskan jalannya menjadi anggota DPR lewat mekanisme PAW.
KPK menetapkan empat orang tersangka dalam kasus ini. Selain Wahyu dan Harun, ada juga kader PDIP Saeful Bahri dan mantan anggota Bawaslu Agustiani Tio Fridelina.
Wahyu, Saeful, dan Agustiani telah divonis dan dinyatakan bersalah. Sedangkan, Harun masih berstatus buronan setelah lolos dari Operasi Tangkap Tangan (OTT) pada Januari 2020 lalu.
Sita Ponsel Hasto PDIP, KPK Sudah Temukan Koordinat Lokasi Harun Masiku?
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah menyita handphone (HP) milik Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto.
Penyitaan itu dilakukan sewaktu Hasto menjalani pemeriksaan sebagai saksi terkait kasus dugaan suap pergantian antar waktu (PAW) anggota DPR RI periode 2019–2024 dengan tersangka eks caleg PDIP Harun Masiku, Senin (10/6/2024).
Tujuan KPK menyita ponsel Hasto ialah salah satunya ingin berusaha menemukan lokasi Masiku.
Karena diketahui dalam perkara suap PAW, Masiku sudah menjadi buronan sejak 2020.
Lalu apakah KPK telah menemukan koordinat Harun Masiku setelah menyita HP Hasto?
Juru Bicara KPK Tessa Mahardhika Sugiarto belum bisa mengungkapnya.
Dia baru bisa menyampaikan bahwa tim penyidik tetap berupaya menganalisis informasi berdasarkan alat bukti yang telah disita dimaksud.
"Jadi saya tidak bisa membuka real-nya seperti apa. Kita berharap bahwa HM [Harun Masiku] dapat segera ditemukan sehingga tidak banyak lagi polemik yang terjadi di masyarakat saat ini," kata Tessa kepada wartawan, Sabtu (15/6/2024).
Baca juga: Hasto Kristiyanto Diperiksa KPK Juli 2024, Bakal Ada Drama Kedinginan dan Penyitaan Lagi?
Tessa memastikan tim penyidik memiliki strategi khusus untuk mencari Harun Masiku, tetapi hal itu tidak bisa diungkap ke publik.
"Karena ini masih proses penyidikan, kita tidak bisa terlalu banyak buka di grup publik. Kita tunggu saja nanti," katanya.
Buntut penyitaan HP dan juga sejumlah barang milik Hasto berujung polemik.
Hasto melaporkan penyidik KPK bernama Rossa Purbo Bekti yang melakukan penyitaan ke sejumlah instansi, seperti Dewan Pengawas KPK, Komnas HAM, hingga Bareskrim Mabes Polri.
Kubu Hasto merasa penyitaan itu telah melanggar Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) dan terlalu tergesa-gesa.
Dalam perkaranya, Harun Masiku adalah tersangka kasus dugaan suap terhadap eks komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Wahyu Setiawan.
Harun diduga menyuap Wahyu untuk memuluskan jalannya menjadi anggota DPR lewat mekanisme PAW.
KPK menetapkan empat orang tersangka dalam kasus ini. Selain Wahyu dan Harun, ada juga kader PDIP Saeful Bahri dan mantan anggota Bawaslu Agustiani Tio Fridelina.
Wahyu, Saeful, dan Agustiani telah divonis dan dinyatakan bersalah. Sedangkan, Harun masih berstatus buronan setelah lolos dari Operasi Tangkap Tangan (OTT) pada Januari 2020 lalu.
KPK Usut Penyokong Dana Pelarian Harun Masiku
Siapa Penyokong Dana Pelarian Harun Masiku?
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menyatakan akan mengusut pihak yang diduga mendanai pelarian eks caleg PDIP Harun Masiku.
Isu itu sebelumnya diembuskan oleh mantan Penyidik KPK Praswad Nugraha.
"Akan didalami oleh penyidik," kata Juru Bicara KPK Tessa Mahardhika Sugiarto kepada wartawan, Kamis (27/6/2024).
Sebelumnya Praswad menduga Harun Masiku didanai oleh pihak tertentu dalam pelariannya.
Karena menurut Praswad, seorang buronan butuh uang dalam jumlah besar untuk berpindah-pindah tempat.
Selain itu, ia meyakini Harun Masiku tidak mungkin mengakses sistem keuangan perbankan secara mandiri.
Baca juga: 4 Tahun Sembunyi dari Kejaran KPK, Harun Masiku Pernah Jadi Guru Bahasa Inggris hingga Marbot Masjid
"Buronan Harun Masiku butuh uang tunai yang banyak karena selalu berpindah-pindah dan tidak bisa mengakses sistem keuangan perbankan karena akan langsung ketahuan jika yang bersangkutan mengambil ATM dan lain-lain," kata Praswad, Kamis (27/6/2024).
"Sehingga pasti butuh ada pihak yang backup atau support kebutuhan keuangan Harun Masiku," imbuh Ketua Indonesia Memanggil (IM57+) Institute ini.
Kata eks pegawai KPK yang tersingkir karena Tes Wawasan Kebangsaan (TWK) ini, Harun dipastikan tidak bekerja karena sedang berstatus sebagai Daftar Pencarian Orang (DPO). Maka itu, Harun butuh uang dalam pelariannya.
"Harun Masiku tidak bisa bekerja, karena statusnya sedang buron, sehingga pasti tidak ada pemasukan, tanpa dukungan dari pihak tertentu, tidak mungkin dia bisa membiayai pelariannya selama 4,5 tahun terakhir ini," kata Praswad. (tribun network/thf/Tribunnews.com)