News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kata Pemkot Solo soal Aplikasi Simontok Dianggap Vulgar: Biar Menarik dan Mudah Diingat

Penulis: Yohanes Liestyo Poerwoto
Editor: Whiesa Daniswara
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tampilan tatap muka (user interface) dari situs Sistem Monitoring Stok dan Kebutuhan Pangan Pokok atau disingkat Simontok milik Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan, dan Peternakan (Dispangtan) Kota Solo. Nama situs dan aplikasi ini dianggap tidak sopan oleh sebagian masyarakat.

TRIBUNNEWS.COM - Deretan aplikasi yang diluncurkan pemerintah kabupaten/kota tengah menjadi sorotan lantaran namanya dianggap nyeleneh hingga vulgar.

Salah satunya adalah aplikasi yang diluncurkan oleh Pemeritahan Kota (Pemkot) Solo bernama Aplikasi Sistem Monitoring Stok dan Kebutuhan Pangan Pokok atau disingkat Simontok.

Adapun aplikasi tersebut milik Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan, dan Peternakan (Dispangtan) Kota Solo.

Kepala Dispangtan Kota Solo, Eko Nugroho Isbandijarso membeberkan pihaknya menyingkat aplikasi tersebut dengan akronim 'Simontok'.

Dikutip dari Kompas.com, Eko menjelaskan bahwa pemberian akronim tersebut semata-mata agar lebih menarik dan mudah diingat oleh pihak yang menggunakan.

Dia menegaskan pihaknya tak ada maksud berpikiran tidak sopan ketika memberikan akronim aplikasi tersebut menjadi Simontok.

"Kita tidak berpikiran jorok, itu tidak. Menyambung-nyambungkan singkatan itu karena biar menarik dan mudah diingat seperti itu," ujarnya pada Kamis (11/7/2024).

Kendati demikian, Eko menuturkan Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Solo, Budi Martono telah menegur pihaknya usai akronim aplikasi Simontok menjadi sorotan publik.

"Memang sekarang menjadi masalah ya kemarin dari Pak Sekda sendiri sudah WA saya untuk mengganti nama itu."

"Saya matur (bilang, red) saja tidak perlu ganti namanya, cuma singkatannya tidak kita pakai langsung kepanjangannya," ujarnya.

Lebih lanjut, Eko menjelaskan aplikasi itu digunakan untuk mempermudah monitoring distribusi dan ketersediaan pangan di Solo.

Baca juga: PDNS Diretas Ransomware, Kominfo Batal Blokir Aplikasi X, Akan Takedown Konten Pornografi

"Jadi di aplikasi itu isinya berapa stok (pangan) yang masuk ke Solo ada 18. Kemudian seberapa besar jumlah yang dikonsumsi. Sehingga, dari situ bisa kita lihat antara ketersediaan pangan dengan kebutuhan," ungkap dia.

"Di samping itu kita juga bisa mengetahui tren-tren kapan pasokan tinggi, kapan pasokan turun. Bisa melihat bulan-bulan apa mengalami kenaikan, bulan-bulan apa mengalami penurunan. Supaya kita bisa mengetahui kemungkinan terjadinya inflasi sekitar bulan-bulan apa. Solo sendiri untuk bahan pangan disokong dari luar Solo," sambung Eko.

Eko juga mengungkapkan bahwa aplikasi Simontok itu cuma dapat dioperasikan para distributor pangan dan lurah pasar di Solo.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini