TRIBUNNEWS.COM - Setelah dinyatakan bebas dari status tersangka pembunuhan Vina dan Eky di Cirebon 2016 silam, Pegi Setiawan menceritakan pengalamannya selama berada di penjara.
Mulai dari mendapatkan perlakuan buruk dari penyidik selama di tahanan hingga menceritakan sisi baik polisi lainnya.
Sebelumnya, Pegi memang sempat mengaku mendapatkan perlakuan kasar dari penyidik, apalagi saat awal penangkapan.
Namun, Pegi kini memilih untuk memaafkan hal tersebut karena ia juga mengingat sisi baik polisi yang lain.
Ia pun membeberkan kebaikan para polisi itu saat dirinya berada di tahanan Polda Jawa Barat (Jabar).
Polisi Beri Perlakuan Beda kepada Pegi saat di Penjara
Ada sosok polisi yang diacungi jempol Pegi karena perlakuannya yang luar biasa.
Sosok polisi tersebut adalah Kompol Agus Mujianto, seorang Wadir (Direktorat Tahanan dan Barang Bukti) Tahti Polda Jabar.
Pegi menceritakan, Kompol Agus merupakan orang pertama yang memberinya kabar bahwa sudah bebas.
Bahkan, ia juga mendapatkan ucapan selamat langsung dari Kompol Agus atas kebebasannya tersebut.
"Dia memberitahu bahwa sudah ada putusan bahwa kamu pulang, terus beliau ngomong kayak gitu sama saya."
"Beliau langsung mengungkapkan sama yang lain, untuk yang lain kalau kalian benar, pertahankan kebenaran, kalau kalian salah kalian harus akui kesalahan kalian," cerita Pegi seperti dilansir dari Diskursus Net di Youtube yang tayang pada Jumat (13/7/2024).
Baca juga: Pegi Setiawan Cerita Kebaikan Kompol Agus Mujianto di Penjara, Tak Menyangka Masih Ada Polisi Baik
"Ini Pegi salah satu contoh terbaik dan ini motivasi buat kalian semua biar kalian semua bisa lebih baik ke depannya," ujar Pegi menirukan ucapan Kompol Agus.
Selama di tahanan, Pegi mengaku akrab dengan beberapa polisi, termasuk Kompol Agus tadi.
“Kalau beliau saya acungi jempol, Pak. Luar biasa, masih ada polisi baik,” kata Pegi, dikutip dari TribunnewsBogor.com.
Diakui Pegi, perlakuan Agus terhadap Pegi berbanding 180 derajat dengan perlakuan penyidik terhadapnya saat pertama kali ditangkap.
"Beliau kalau kunjungan ke tahanan selalu memberikan motivasi biar tahanan semakin bangkit semakin kompak gitu. Bagus," ungkap Pegi.
Atas kebaikan Kompol Agus itu, Pegi percaya masih ada polisi yang baik.
“Kalau beliau saya acungi jempol, Pak. Luar biasa, masih ada polisi baik,” kata Pegi.
Selain Kompol Agus, ada juga Dir Tahti Polda Jabarm AKBP Hadianur yang memberikan perlakuan baik kepada Pegi.
AKBP Hadianur datang ke ruangan Pegi dan menyampaikan ucapan selamat kepada atas kebebasan itu.
“Dir Tahtinya juga (mengucapkan selamat), saya kurang kenal namanya, soalnya baru pertama kali (ketemu),” kata Pegi Setiawan.
Bahkan saat Pegi Setiawan hendak pulang, para polisi baik itu memeluk dan mengajak tahanan lain bersholawat.
“Meriah banget pak, pada tepuk tangan semua tahanan, berdoa bersama juga,” jelas Pegi.
Selama di dalam tahanan, Pegi juga mengaku mendapat perlakuan khusus dari petugas lainnya.
“Malah kata tahanan yang lain ‘ih kamu mah dispesialin’,” ucap Pegi Setiawan.
Mau Akui Salah dan Minta Maaf ke Pegi
Selain Kompol Agus dan AKBP Hadianur, sosok polisi baik lainnya juga diungkap oleh Kuasa Hukum Pegi, Sugianti Irianti.
Polisi baik yang dimaksud itu adalah Kasubdit II Jatanras Polda Jabar, AKBP Rudie Trihandoyo dan Kanit II Jatanras Subdit III, Kompol Deni Muktamar.
Sugianti mengatakan, AKBP Rudie menyampaikan permintaan maaf setelah melakukan gelar perkara sebelum benar-benar membebaskan Pegi.
“Saat kemarin setelah gelar perkara untuk mengeluarkan SP3, saya dipanggil oleh Kasubdit, dia bilang minta maaf. Pak Rudie yang botak itu,” ungkap Sugianti.
Kepada Sugianti, AKBP Rudie telah mengakui kesalahan, yakni soal salah tangkap.
“Dia bilang mohon maaf karena memang ini adalah kesalahan dia, maaf telah melakukan kesalahan yaitu salah tangkap,” jelasnya.
Dikatakan Sugianti, AKBP Rudie ternyata masih ingat teriakan Sugianti yang mengatakan polisi telah salah tangkap.
“Saya masih ingat ibu di lorong ini teriak-teriak ‘ini salah tangkap ini salah tangkap’,” kata Sugianti menirukan ucapan AKBP Rudie.
Kompol Deni pun demikian, menyampaikan permintaan maaf kepada pihak Pegi.
“Pada saat setelah putusan, kita salaman, Pak Kanit bilang mohon maaf yah ini salah tangkap, selesai persidangan, Pak Denny Muchtamar,” jelas Sugianti lagi.
Penyidik Pukul hingga Tutup Kepala Pegi dengan Plastik Kresek
Berdasarkan pengakuan Pegi, selama di penjara ia mendapatkan perlakuan tak menyenangkan sejak penahanan pertama.
Perlakuan tidak menyenangkan itu diterimanya dari polisi, yakni berupa ancaman hingga pemukulan saat ditahan di Rutan Polda Jabar.
Ia mendapatkan perlakuan kasar dari penyidik hingga dipukul di bagian matanya.
"Semacam kata-kata kasar banyak sekali ancaman-ancaman, selain itu saya dipukul di bagian mata sini (menunjuk ke pelipis kiri)," ujar Pegi, dikutip dari YouTube Kompas TV.
"Mereka bilang saya itu pembunuh, mereka bilang saya tidak punya hati nurani, kemudian langsung memukul saya," lanjut Pegi.
Pegi pun saat itu tidak menjawab dan diam saja karena merasa tidak membunuh Vina dan Eky.
Tak hanya itu saja, Pegi juga mengaku mendapatkan perlakuan buruk lainnya, yakni kepalanya sempat ditutup plastik oleh diduga penyidik, setelah ia dikunjungi oleh kuasa hukum dan keluarganya.
"Ada itu sempat dari penyidik itu yang memasukkan kresek ke muka saya tapi nggak lama, tapi saya nggak bisa napas itu saya bisa berontak,"
"kemudian mereka buka lagi, namun tidak melakukan kekerasan," lanjutnya.
Pegi juga mengaku, dirinya tidak bisa tidur hingga dua malam saat di tahan.
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunnewsBogor.com dengan judul Sosok Polisi Baik di Kasus Pegi Setiawan, Minta Maaf hingga Rela Lakukan Ini ke Tersangka Kasus Vina
(Tribunnews.com/Rifqah) (TribunnewsBogor.com/Vivi Febrianti)