Budiman mengatakan, yang terpenting adalah gizi yang terkandung dalam makanan tersebut.
"Jadi isunya, jangan dilihat soal harga per porsi, tapi bagaimana cara menyediakan makanan yang bergizi itu," jelas Budiman, dikutip dari Wartakotalive, Rabu (17/7/2024).
"Soal harga itu memang bisa sangat fluktuatif kalau kita melihat di ujungnya, kalau kita lihat proses di hilirnya."
"Kan asumsinya berarti harga-harga tuh beli begitu saja bahan-bahannya," lanjutnya.
Budiman menyatakan, bahan pangan dari program makan siang gratis bisa disediakan oleh dapur rakyat atau BumDes.
Karena itu, ia menyebut bisa saja harga satuannya tidak terlalu jauh dari harga produksi.
"Yang penting kan kecukupan sesuai dengan prasyarat gizinya, quality control dari gizi untuk makan anak dan ibu hamil," kata Budiman.
Baca juga: Anggaran Program Makan Siang Gratis Turun, Harga Makanan Tiap Anak Diperkirakan Rp 7.500
Komentar Menko PMK
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy mengatakan, penurunan anggaran ini tidak dilakukan secara merata.
Sebab, harga jual-beli berbeda di setiap daerah.
Ia berujar, hal itulah yang menjadi pertimbangan pemerintah untuk menurunkan anggaran program makan siang.
"Saya kira untuk daerah tertentu Rp7.500 sudah sangat besar itu, tapi untuk daerah tertentu memang mungkin kecil."
"Oleh karena itu nanti pasti akan dilihat dari dari sisi tingkat kemahalan masing-masing daerah,” kata Muhadjir.
Senada dengan Budiman, Muhadjir menegaskan bahwa yang terpenting adalah nilai gizi dari makanan yang disediakan pemerintah.
Ia meyakini, Prabowo dan tim sikronisasinya akan mempertimbangkan hal ini demi menjalankan progam andalan tersebut.