"Saya di situ pingin berkata jujur tapi enggak bisa apa-apa. Saya pengen sekali berbuat jujur, tapi bingung dan takut," ujarnya.
Berbeda dengan Pegi yang dipaksa harus mengaku, penyidik Polda Jabar tak menggali dalam keterangan Dede.
Penyidik hanya memberikan pertanyaan-pertanyaan normatif tanpa adanya tekanan.
"Penyidik enggak nanya, "Kamu bohong enggak (dengan kesaksianmu)?" tanya Dedi seolah berperan sebagai penyidik.
Namun, Dede menjawab bahwa tidak ada kalimat tanya yang mencecarnya selama pemeriksaan oleh penyidik.
Padahal, Dede merupakan saksi kunci yang informasinya perlu digali lebih dalam.
"Normatif aja, tapi saya masih berbohong. Aep yang lebih lama diperiksa, saya simpel aja. Keterangan saya kemarin di BAP itu saya enggak kenal nama-namanya, enggak kenal orang-orangnya. Hanya melihat pelemparan saja," ujarnya.
Dalam Channel Youtube-nya, Dedi Mulyadi menekankan kembali kepada Dede apakah dia melihat semua kejadian di tahun 2016 yang tertuang di putusan.
"Kamu melihat pelemparan?" tanya Dedi.
"Enggak," jawab Dede.
"Pelemparan ada enggak?"
"Enggak ada."
"Orang ngejar pakai bambu ada enggak?"
"Enggak ada."