News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Jamaah Islamiyah Bubar

Jamaah Islamiyah Benar-benar Bubar atau Hanya Berganti Kulit? Ini Penjelasan Lengkap Ustaz Abu Fatih

Editor: Dewi Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Abu Fatih alias Abdullah Anshori, eks Ketua Mantiqiyah II Jamaah Islamiyah.

Baik mengingat kesejarahan, peran ulama, pertimbangan revolusi dan proklamasi, perjalanan panjang kita rekonstruksi, akhirnya sudahlah, Bismillah, tawakal kepada Allah, kita terima apa yang dikatakan Ustad Abu Rusydan. Ini momentum yang sepertinya sama-sama dirindukan.

Sehingga tatkala kita sosialisasi mendampingi Ustaz Bambang dan Ustaz Arif Siswanto, sudah 15 kali, dan ternyata tidak ada yang menolak. Dulu ada yang lari-lari jauh (buron/DPO), setelah mendengar ini berbondong-bondong datang.

T : JI menyatakan diri bubar dan ini menerbitkan pertanyaan kalau begitu JI memang benar-benar ada selama ini. Sebab sebelumnya ada bantahan-bantahan organisasi ini tidak ada?

Jadi tahun 1993 akhir, itu saya bebas dari penjara Cipinang dalam kasus usroh yang kemudian mungkin agak nyerempet peristiwa Tanjungpriok.

Sekitar seminggu setelah bebas, ada teman yang datang ke rumah menyampaikan ustad (Abdullah Sungkar) mau telepon, dan silakan. Beliau telepon dan saya yang megang telepon berikutnya. Saya lalu komunikasi langsung dengan ustad Abddullah Sungkar.

Beliau intinya bilang, "yai, saya kangen sama antum. Tapi kondisi saya belum memungkinkan untuk pulang. Jadi tolonglah antum usaha untuk bisa mengunjungi saya di sini (Malaysia)." Saya jawab inshaalalah, saya usahakan. Saya usaha bikin paspor di Jaktim, tiga hari selesai.

Seminggu kemudian saya berangkat sendiri lewat Singapura, lalu naik kereta ke Malaysia. Ketemulah saya dengan ustad Abdullah Sungkar.

Pada waktu itu beliau menjelaskan, “yai, antum sudah denger bahwa saya melepas baiah (baiat) saya pada NII. Kemudian sejak bulan Januari 1993, saya mendirikan Al Jamaah Al Islamiyah. Kemudian keperluan saya panggil antum ke sini, itu saya mau minta tolong. Bantulah saya. Adik antum itu, maksudnya Abdurochim (adik Abu Fatih), dia seorang guru yang baik yang tulus ikhlas, tapi dia murni guru, pendidik. Yang saya perlukan itu yang bisa mengelola. Jadi satu, gantikan adikmu itu. (Abdurochim saat itu diserahi memimpin JI wilayah Indonesia. Nama aliasnya Nuaim alias Abu Irsyad)."

"Kedua, bantulah ana (Abdullah Sungkar) memiliki (membangun) pondok pesantren itu 100 jumlahnya.” Saya ketawa. Saya katakan, saya bukan ahli pondok ustaz. Beliau menukas, nanti saya jelaskan teknis-teknisnya. Satu lagi, kata Abdullah Sungkar, bantulah saya melanjutkan program yang dulu dirintis sama antum, maksudnya hal-hal terkait kaderisasi askari”.

Sebelum masuk penjara saya waktu itu sudah melaksanakan kaderisasi, pengiriman ke Afghanistan, seperti Abu Tholut, Abu Rusydan. Itu yang saya kirimkan sampai angka 59 orang, baru saya ditangkap (di Jakarta).

Saya diambil dan masuk Cipinang karena memimpin halaqoh-halaqoh. Waktu itu belum terdeteksi kalo saya melakukan pengiriman kader askari ke Afghanistan.

Akhirnya saya pulang, saya temui adik saya, pengurus dikumpulkan dan menjelaskan misi yang dibawa. Saya waktu itu intinya mengatakan, untuk pengelolaan yang dulu namanya majelis dahiliyah, diganti jadi majelis qiyadah mantiqiyah. Itu saya bilang sekarang pekerjaan kita untuk qiyadah mantiqiyah adalah konsolidasi ke dalam.

Artinya kita akan merumuskan konsep yang jelas. Kedua, kita harus membenahi persoalan pembinaan personal dari dakwah, tarbiyah, tandfid, rekrutmen, dan itu sudah harus terpikirkan detailnya. Kemudian pembinaan selanjutnya apakah diklat atau apa kita pikirkan matang.

Lalu persoalan tandzim, itu kan amanahnya tandzim siri (rahasia), artinya kita tak perlu open, kita jalankan apa yang bisa kita lakukan. Kira-kira itulah. Sebelumnya (tandzim askari) juga sudah dilakukan, oleh namanya Broto, dia NII.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini