News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Elite PKB Dinilai Sudah Melenceng, Pembentukan Pansus PKB Hingga Gus Yahya Utus Dua Kiai

Editor: Dewi Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Wakil Sekjen Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Suleman Tanjung menegaskan, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) didirikan untuk bangsa, bukan untuk Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar (Cak Imin) dan keluarganya.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Sekjen Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Suleman Tanjung menegaskan, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) didirikan untuk bangsa, bukan untuk Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar (Cak Imin) dan keluarganya.

Hal ini diungkapkan Suleman Tanjung saat rapat pleno PBNU di Hotel Bidakara.

Mulanya, rapat pleno ini diwarnai dengan pembicaraan informal tentang rencana pembentukan panitia khusus (pansus) atau tim 5 tentang PKB.

Dia mengatakan, para pengurus PBNU menginginkan segera membentuk pansus tentang PKB.

Baca juga: Demokrat Sikapi Sinyal Gerindra Ajak PKB Gabung Pemerintah: Kami Serahkan Kepada Prabowo

Mereka berpandangan telah ada gejala pembelokan sejarah PKB yang dilakukan segelintir elite PKB.

Lalu, kata Suleman, PKB dinilai telah melenceng dari tujuan awal pendirian dan hanya dikuasai oleh segelintir elite dan keluarga Cak Imin.

"Para peserta rapat pleno dalam pembicaraan informal umumnya sepakat PBNU menginginkan agar PBNU menyikapi perilaku dan pernyataan elite-elite PKB. Besok (hari ini) saat penutupan pleno insyaallah akan diumumkan tentang Pansus PKB ini," ujar Suleman dalam keterangannya, Minggu (28/7/2024).

Suleman menegaskan, pembentukan Pansus PKB ini semata-mata hanya untuk mengembalikan PKB ke rumah aslinya, yaitu NU.

Dia menyebut PBNU melihat elite PKB saat ini membelokkan PKB dari NU.

"PBNU melihat ada upaya dari segelintir elite PKB yang ingin membelokkan sejarah dan ingin menjauhkan PKB dari NU. Banyak kita dengar elite PKB ngomong bahwa PKB bukan milik NU tapi milik bangsa," tuturnya.

"Memang PKB ini milik bangsa karena PKB didirikan oleh PBNU untuk bangsa bukan untuk Muhaimin dan segelintir elite serta keluarganya," sambung Suleman.

Sementara itu, Suleman menambahkan, pembentukan pansus ini khusus untuk elite PKB, sehingga para kader PKB di bawah diminta tetap tenang.

Baca juga: Lawan Khofifah, PKB Lirik Kakak Cak Imin Maju di Pilgub Jatim 

"Ingat ya, ini khusus penyikapan terhadap elite PKB," ujarnya.

Ketua Umum PBNU, Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya juga mengutus dua kiai untuk menyelesaikan masalah dengan PKB.

Hal tersebut diungkap Gus Yahya seusai menggelar rapat pleno PBNU di Hotel Bidakara, Pancoran, Jakarta, kemarin.

Mulanya, Gus Yahya menyatakan peserta rapat pleno banyak yang menyoroti soal hubungan NU dan PKB.

"Saya harus sampaikan terus terang bahwa ada banyak komplain dari para peserta pleno dan kemudian untuk mencari jalan kami tidak ingin membuat langkah yang tergesa-gesa terkait dengan ini," kata Gus Yahya.

Akhir-akhir ini, kata dia, ada pernyataan yang tajam dan frontal yang disampaikan kubu PKB terhadap PBNU.

Satu di antaranya soal pergantian Ketua PWNU Jawa Timur, KH Marzuki Mustamar. Adapun KH Marzuki sempat diisukan berada dalam gerbong PKB.

Karena itu, Gus Yahya menyampaikan PBNU sudah memberikan mandat kepada dua kiai untuk menyelesaikan masalah PBNU dan PKB.

Mereka adalah Wakil Rais Aam PBNU KH Anwar Iskandar dan Wakil Ketua Umum PKB Amin Said Husni.

"Pleno memberikan mandat kepada dua orang yang pertama adalah Kiai Anwar Iskandar Wakil Rais Aam dan Bapak Amin Said Husni Wakil Ketua Umum untuk mendalami masalah ini dan kemudian memberikan rekomendasi-rekomendasi kepada PBNU mengenai langkah-langkah yang harus diambil," ungkapnya.

Baca juga: PBNU Larang Anggotanya Kutip Dana saat Tugas di Daerah

Ia juga mengungkapkan alasan PBNU menunjuk kedua kiai itu untuk menyelesaikan masalah PKB dan NU.

Menurutnya, keduanya merupakan generasi perintis dan pejuang PKB yang masih tersisa.

"Beliau kita minta untuk memimpin upaya mendalami masalah ini dan Pak Amin Said Husni ini adalah juga wakil sekjen di DPP PKB yang pertama dulu dan juga beliau juga adalah anggota asistensi dari tim lima yang diberi mandat oleh PBNU waktu itu untuk mempersiapkan dirinya," jelasnya.

"Nanti kita lihat beliau berdua akan bekerja lebih lanjut dalam masalah ini dan berikan rekomendasi-rekomendasi kepada PBNU mengenai langkah-langkah yang harus diambil," ujarnya.

Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) juga berencana membentuk tim lima atau semacam panitia khusus (Pansus) untuk mengembalikan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ke NU.

Sekretaris Jenderal PBNU Gus Saifullah Yusuf alias Gus Ipul mengatakan, pihaknya sedang mendiskusikan untuk membentuk tim lima tersebut.

Menurut Gus Ipul, Pansus itu merupakan upaya dari PBNU untuk meluruskan sejarah sekaligus mengembalikan PKB ke pemilik sahnya, yakni PBNU.

Saat ini, kata dia, elite PKB dinilai banyak membuat pernyataan yang melenceng dari fatsun awal berdirinya PKB.

Bahkan, ada upaya yang nyata dan sistematis yang dilakukan elite PKB guna menjauhkan PKB dari struktural NU.

"PBNU sedang berdiskusi. Jika diperlukan, pembentukan tim lima akan segera dilakukan. Langkah ini setelah melihat pernyataan elite-elite PKB yang ahistoris. Ada tanda-tanda mereka akan membawa lari dari sejarah berdirinya PKB," kata Gus Ipul.

Gus Ipul menjelaskan, PKB didirikan oleh struktur NU, yakni PBNU hingga ke cabang, MWC dan ranting NU.

Sehingga, tanpa struktur NU, PKB tidak akan pernah terbentuk.

Gus Ipul mencontohkan beberapa pernyataan elite-elite PKB yang menganggap bahwa PBNU tidak perlu didengarkan.

Padahal, tanpa mendengarkan PBNU, PKB terbukti gagal dalam proses pemilihan presiden beberapa waktu lalu.

Sementara itu, tim lima yang akan dibentuk ini akan menyerupai tim lima yang pada awal reformasi dulu pernah dibentuk PBNU untuk mendirikan PKB.

Tim lima ini akan segera diwujudkan jika mendapatkan persetujuan dari Rais Aam KH Miftachul Ahyar dan Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf.

"Kita akan undang bergabung seluruh tokoh, para aktivis NU untuk dimintai pendapatnya terkait hal ini," imbuh Gus Ipul. (Tribun Network/igm/mam/wly)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini