"Jadi, naik turun kadang dia. Dan mudah-mudahan kalau sampe ujung sampai daftar ya," pungkasnya.
Namun, di sisi lain, Sahroni juga mengakui NasDem sudah sering menjalin komunikasi dengan PDI Perjuangan (PDIP) dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) untuk mengajak mendukung Anies di Pilkada Jakarta 2024.
Bentuk komunikasi itu, kata Sahroni, masih sebatas lisan atau pembicaraan semata, belum pada finalisasi kesepakatan, karena pembahasan terkait Pilkada Jakarta masih fleksibel.
Sehingga, belum ada kesepakatan apapun, termasuk soal koalisi untuk mendukung Anies Baswedan.
"Ya kalau ajak untuk bergabung kan secara lisan sering kita komunikasi, cuma kan untuk finalisasinya belum, jadi sifatnya masih fleksibel ke kanan, kiri, depan belakang atas bawah," katanya saat ditemui awak media di NasDem Tower, Jakarta, Kamis (25/7/2024).
"Belum, belum, belum ada (pembahasan koalisi Anies) masih dinamis lah," sambung Sahroni.
Baca juga: KIM Tegaskan Belum Berikan Dukungan Kepada Anies Baswedan di Pilkada Jakarta
Hasil Survei Tunjukkan Elektabilitas Anies Tetap Unggul
Berdasarkan hasil survei Indikator Politik Indonesia, elektabilitas Anies tetap unggul di Jakarta.
Bahkan, jika nantinya rematch atau tanding ulang dengan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok di Pilkada Jakarta 2024, Anies akan tetap menang.
Demikian disampaikan oleh Direktur Eksekutif Indikator Politik, Burhanuddin Muhtadi.
Dalam survei head to head ini, elektabilitas Anies unggul 52 persen. Sementara, Ahok hanya 42 persen.
Meskipun, pemilih Ridwan Kamil di Jakarta lebih banyak yang memilih Ahok ketimbang Anies.
"Kalau melihat angka ini suara Ridwan Kamil memang lebih banyak yang lari ke Ahok sekitar 17 atau 18 persen," kata Burhanuddin saat memaparkan hasil survei secara daring, Kamis (25/7/2024).
Anies juga tercatat mengungguli Ridwan Kamil jika saling berhadapan di Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI Jakarta 2024 nanti.
Burhanuddin menyebut, elektabilitas Anies mencapai 50,1 persen. Sementara Ridwan Kamil hanya 38,8 persen.