TRIBUNNEWS.COM - Di dalam industri perkebunan kelapa sawit, memilih benih yang tepat adalah langkah krusial untuk meraih kesuksesan. Kini para pengusaha tengah disibukkan dengan mencari benih kelapa sawit yang tidak hanya unggul dalam produktivitas tetapi juga tangguh terhadap penyakit. Asian Agri, salah satu pelopor industri minyak sawit di Indonesia sejak tahun 1979, telah memecahkan teka-teki ini dengan menghadirkan benih unggul Topaz.
Asian Agri tidak hanya dikenal sebagai produsen minyak sawit mentah terbesar di tanah air, tetapi juga sebagai inovator yang berdedikasi. Dengan lebih dari 30.000 petani plasma yang mengelola 60.000 hektar kebun kelapa sawit, perusahaan ini telah menciptakan terobosan besar melalui riset dan pengembangan benih Topaz atau DxP Topaz.
Benih unggul Topaz, hasil riset intensif dan pengembangan selama puluhan tahun, menawarkan lebih dari sekadar benih. Ia adalah simbol dari teknologi mutakhir yang menggabungkan produktivitas tinggi dengan ketahanan terhadap penyakit busuk pangkal batang yang disebabkan oleh jamur Ganoderma. Dengan pencapaian ini, benih Topaz memberikan dampak positif yang nyata bagi petani kelapa sawit, seperti yang dirasakan oleh petani mitra Asian Agri.
Dari fasilitas Oil Palm Research Station (OPRS) Topaz yang berdiri sejak 1992, DxP Topaz telah melalui serangkaian pengujian intensif untuk memastikan kualitas dan produktivitasnya. Fasilitas Oil Palm Research Station (OPRS) Topaz menjadi saksi bisu dari perjalanan panjang ini. Fasilitas inilah yang memproduksi benih unggul Topaz yang dikembangkan oleh Asian Agri untuk mendapatkan hasil produktivitas tertinggi selain dari praktik-praktik lapangan terbaik yang telah diterapkan.
Bahan tanam terbaik dan praktik lapangan terbaik adalah dua faktor utama yang tidak terpisahkan dan harus berjalan bersamaan untuk mendapatkan produktivitas tertinggi. Pada awal kehadirannya OPRS Topaz mulai beroperasi dengan melakukan seleksi indukan Dura dan Pisifera terpilih dari Kosta Rika, yang kemudian dilakukan penanaman pada tahun 1996.
Riset dan pengembangan benih Topaz tidak berhenti pada pengujian benih generasi satu yang dilakukan pada tahun 1996-2004 dan berhasil merilis 4 varietas benih unggul Topaz pada 16 Januari 2004 ke publik lewat izin edarnya berdasarkan Surat Keputusan Kementerian Pertanian Republik Indonesia. Pengujian ini terus berlanjut pada pengujian benih Topaz generasi dua yang dimulai pada tahun 2002 hingga sekarang.
Pengujian generasi dua yang intensif ini berhasil memberikan persilangan-persilangan benih unggul Topaz yang teruji dan terbukti mempunyai produksi CPO lebih dari 10 ton per hektar, dengan produksi 24 ton TBS (Tandan Buah Segar) per hektar pada Tanaman Menghasilkan (TM) 1 dan rata-rata 38 ton TBS pada TM 3 hingga TM 6 serta potensi Oil Extraction Rate (OER) sebesar 29 persen.
Menurut Head of Plant Breeding Asian Agri, Yopy Dedywiryanto, riset dan pengembangan DxP Topaz unggul ini merupakan komitmen Asian Agri yang secara terus menerus berusaha memberikan yang terbaik bagi pelanggannya.
Selain keempat varietas yang dikembangkan sejak tahun 2004 lalu, pada tanggal 1 Februari 2019 Kementerian Pertanian Republik Indonesia memberikan Surat Keputusan untuk izin pelepasan Varietas benih Topaz GT, varietas benih sawit Topaz yang memiliki ketahanan terhadap penyakit busuk pangkal batang yang disebabkan oleh jamur Ganoderma. Penyakit ini tidak dapat disembuhkan dan hanya tinggal menunggu waktu kematian bagi tanaman yang terserang.
Tidak ada yang lebih meyakinkan daripada cerita nyata dari petani kelapa sawit yang merasakan manfaat langsung dari benih unggul Topaz. Tonggor Hutabarat, Ketua KUD Bina Usaha di Desa Cinta Damai, Jambi, yang telah bermitra dengan Asian Agri sejak 1990-an mengungkapkan bagaimana penggunaan bibit Topaz mempercepat hasil panen di kebunnya.
“Sejak menggunakan benih unggul Topaz, pohon kelapa sawit kami sudah menghasilkan buah pada bulan ke-28 dengan kastrasi pertama pada bulan ke-18. Selama bermitra dengan Asian Agri, kami selalu mendapatkan pendampingan yang insentif dari Tim Kemitraan perusahaan, termasuk pelatihan untuk memperkuat kelompok petani.”
Menurut Tonggor pendampingan dan pelatihan merupakan hal yang krusial mengingat sebagian tanaman kelapa sawit mereka sudah tua dan mengalami penurunan produksi yang signifikan. Kebutuhan untuk replanting generasi kedua dan manajemen teknis yang baik serta berkeberlanjutan sangat dibutuhkan untuk mengatasi permasalahan yang ada.
Bicara tentang petani kelapa sawit yang telah melakukan replanting, Syukron, yang merupakan Ketua KUD Bhakti Mandiri di Desa Bukit Harapan, Kecamatan Kerinci Kanan, Siak, Riau, menceritakan pengalamannya dalam berkebun kelapa sawit sebagai petani kelapa sawit generasi kedua. Syukron menyampaikan bahwa kelapa sawit telah berkontribusi besar dalam memperbaiki perekonomian keluarganya dan bahkan berhasil menghantarkan dirinya untuk menyelesaikan pendidikan tinggi di bidang Teknik Informatika.
Syukron menjelaskan bagaimana kelompoknya di Desa Bukit Harapan mengambil bagian dalam program replanting dengan dukungan Asian Agri, di mana salah satu kebun yang telah direplanting menggunakan bibit Topaz.
“Pada usia 43 bulan setelah tanam, kebun kami telah berproduksi rata-rata 1,6 ton per hektar per bulan dengan panen perdana di usia 30 bulan. Pendapatan dari hasil produksi yang tinggi ini sangat membantu mengurangi beban pinjaman bank dan dapat mencukupi kebutuhan sehari-hari dari anggota kelompok tani yang ada.”
Keberhasilan pengembangan benih unggul Topaz bukanlah kebetulan, hal ini tidak lepas dari filosofi 5C yang dimiliki oleh Asian Agri, yaitu Community, Country, Climate, Customer, dan Company. Filosofi ini tidak hanya mencerminkan komitmen terhadap komunitas dan lingkungan, tetapi juga kepada pelanggan dan perusahaan itu sendiri.
Filosofi ini menjadi dasar komitmen perusahaan untuk membangun operasi yang berkelanjutan serta mendukung visi Asian Agri 2030 yang berfokus pada empat pilar strategis. Pilar-pilar tersebut meliputi kemitraan dengan petani, pertumbuhan inklusif, iklim positif, dan produksi yang bertanggung jawab serta berkelanjutan.
Melalui pengembangan benih Topaz yang teruji dan terbukti, Asian Agri berupaya mendukung industri kelapa sawit secara keseluruhan dan memastikan bahwa peningkatan produktivitas serta ketahanan terhadap Ganoderma dapat berjalan seiring dan berkelanjutan.
Baca juga: Sambut Hari Lingkungan Hidup Sedunia, Asian Agri Beri Penghargaan DBA 2023 kepada Desa Semambu Jambi