TRIBUNNEWS.COM - Eks Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam), Mahfud MD, buka suara soal pernyataan Kepala Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI), Benny Rhamdani, yang mengaku sempat mengungkap informasi sosok T di balik bisnis judi online di depan Presiden Joko Widodo (Jokowi), Kapolri, hingga para menteri.
Mahfud mengaku saat itu ia masih menjabat sebagai Menko Polhukam di Kabinet Indonesia Maju pimpinan Presiden Jokowi.
Benny mengungkap informasi sosok T ini dalam rapat terbatas (ratas) kabinet pada tahun 2023 lalu.
Ratas tersebut pun turut dihadiri oleh Presiden Jokowi, Wakil Presiden Ma'ruf Amin, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono, serta dua Menko.
Hal tersebut diungkap Mahfud dalam kanal YouTube pribadinya @Mahfud MD Official, Selasa (30/7/2024).
Di awal video tersebut, Mahfud juga membenarkan Benny memang mengungkap sejumlah nama yang terlibat tindak pidana perdagangan orang (TPPO) yang berkaitan dengan bisnis judi online atau scamming online.
Namun, Benny saat itu mengungkap banyak nama, tak hanya sosok berinisial T saja.
Bahkan, Mahfud sendiri diberi lima nama selain sosok T itu oleh Benny.
"Betul ada, tapi kan banyak yang disebut. Tidak hanya inisial T. Saya saja mendapat lima nama yang langsung saya follow up. Lima itu diluar T."
"Namanya diberikan ke saya," kata Mahfud dalam tayangan video di kanal YouTube pribadinya @Mahfud MD Official, Selasa (30/7/2024).
Lebih lanjut, Mahfud menjelaskan konteks pernyataan Benny soal judi online di depan Jokowi, Kapolri, hingga para menteri itu.
Baca juga: Beda Keterangan Benny Rhamdani dan Bareskrim soal Sosok T Pengendali Judi Online
Dalam ratas tersebut, awalnya membahas soal Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO), tapi kemudian Benny menyebut soal judi online karena TPPO dan judi online ini saling berkaitan.
Sebab, banyak anak-anak pintar yang bisa mengoperasikan komputer menjadi korban dari TPPO dan dijadikan operator judi online dan terkurung di Myanmar.
Tak hanya itu, para korban juga disiksa. Hal itu baru diketahui saat ada kerusuhan di Myanmar.