News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kunjungan Paus Fransiskus

Kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia Sangat Penting, Bawa Pesan Kemanusiaan dan Perdamaian

Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Eko Sutriyanto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Paus Fransiskus bersama dengan 50 ribu anak perwakilan dari seluruh dunia menyerukan perdamaian dalam acara World Children’s Day (WCD) di Stadion Olimpic, Roma, Italia, Sabtu lalu (25/5/2024).

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Lafadz Nusantara Center kembali melakukan audiensi dengan Islamic Cultural Center (ICC) serta mengajak semua stakeholder untuk menyambut baik rencana kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia yang akan berlangsung pada 3-6 September 2024, mendatang. 

Direktur Utama Lafadz Nusantara Center, Deni Iskandar mengatakan, pihaknya terus melakukan konsolidasi kepada semua pihak, terlebih kepada tokoh-tokoh dan organisasi masyarakat Islam Sunni dan Syi'ah yang ada di Indonesia. 

"Alhamdulillah, kami diskusi serta audiensi dengan Islamic Cultural Center (ICC). Kemudian kami juga diterima dengan baik. Dalam diskusi itu kami mengajak semua pihak terkhusus umat Islam baik dari kalangan Sunni dan Syi'ah di Indonesia ini, untuk sama-sama menyambut baik dan memberikan apresiasi atas rencana kunjungan Paus Fransiskus sebagai Presiden Takhta Suci Vatikan yang rencananya akan berkunjung ke Indonesia ini," kata Deni Iskandar, di Jakarta, Kamis (1/8/2024).

Kunjungan Paus Fransiskus ini sangat penting sehingga harus disambut secara baik dan perlu diapresiasi bangsa Indonesia.

Selain sebagai Presiden Takhta Suci Vatikan, Paus juga sebagai pimpinan Gereja Katolik Dunia yang sangat konsen bicara soal kemanusiaan, perdamaian, dan penting membangun dialog dengan kalangan umat manusia. 

Baca juga: Momentum Kunjungan Paus Fransiskus, Scholas Occurrentes Ajak Anak Muda Jadi Solusi Masalah Sosial

Selain itu, Paus Fransiskus juga adalah sosok yang menentang keras dan kontra terhadap status quo. 

"Nah ini artinya, negara kita akan kedatangan tamu negara yang itu adalah tokoh dunia jadi Paus Fransiskus itu tokoh dunia," ujar Deni yang juga merupakan alumni penerima beasiswa Yayasan Nostra Aetate Vatikan tahun 2023.

Senada, Humas Islamic Cultural Center (ICC), Mujib Munawan mengatakan pihaknya mengapresiasi dan menyambut baik rencana kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia.

Terlebih pada sosok Paus Fransiskus sendiri, dikenal sebagai sosok baik, bijaksana dan dialogis. 

"Kita menyambut baik kedatangan Paus Fransiskus dan siapa pun yang datang dengan niat dan tujuan yang baik. Bahkan kita siap membuka tangan untuk berkolaborasi setiap hal yang positif dan bermanfaat," kata Mujib.

Sekretaris Nasional Pandu Ahlul Bait mengatakan bahwa, rencana kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia itu juga dinilainya akan menjadi parameter bagi bangsa Indonesia sebagai bangsa yang bermartabat dan moderat, dan juga tidak melupakan isu-isu kemanusiaan dan isu solidaritas global. 

"Sebagai bangsa yang bermartabat, kita juga harus menunjukkan kalau kita adalah bangsa yang moderat dan terhormat. Karenanya upaya mensolidkan persatuan dan kemanusiaan di muka bumi, harus kita dukung. Kemudian berbicara tentang solidaritas secara global, jangan juga kita melupakan isu Palestina sebagai isu sentral pembicaraan. Karena konstitusi kita menentang penjajahan dan terus mengupayakan kemerdekaan setiap bangsa yang terjajah," tegasnya. 

Informasi, Islamic Cultural Center (ICC) merupakan sebuah yayasan yang berbasis Islam yang berdiri pada tahun 1998 dengan nama Al-Huda. Yayasan ini didirikan oleh Ust. Husein Shahab, Ust. Umar Shahab, O. Hashem, Ust. Jalaluddin Rakhmat, dan beberapa tokoh lain. 

Pada tahun 2003 Yayasan ini berubah nama menjadi Islamic Cultural Center (ICC). Latar belakang ICC didirikan karena selama tiga dekade terakhir ini perkembangankeagamaan di Indonesia menunjukkan perkembangan yang cukup signifikan, seperti munculnya berbagai wacana baru dalam bidang keagamaan, antusiasme masyarakat dalam melakukan berbagai macam praktek keagamaan, dan terbukanya ruang dialog antar kaum beriman yang semakin marak belakangan ini dapat dijadikan beberapa faktor dominan.
 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini