Beberapa daerah kunci seperti Jakarta, Jawa Barat, hingga Jawa Tengah belum memunculkan secara pasti siapa yang didukung Jokowi.
"Di Jakarta itu kan mungkin belum diputuskan siapa yang akan maju walaupun desas-desusnya mungkin akan RK (Ridwan Kamil)."
"Itu kan mungkin karena Kaesang belum diputuskan oleh Jokowi dia akan maju di Jakarta atau Jawa Tengah," ujarnya.
Lalu di Jawa Barat, lanjut Hendri, Ketua Umum Golkar, Airlangga Hartarto, harus membuat Ridwan Kamil yang memiliki elektabilitas kuat, berpindah ke Jakarta.
"Ini akan mengakibatkan suara Golkar di Jawa Barat mungkin akan hilang atau turun."
"Kemudian juga kita bisa mengacu di Sumatra Utara pada saat Airlangga mengatakan saya ingin Musa Rajekshah-Bobby Nasution. Tapi kemudian Bobby pindah ke Gerindra dan dicalonkan jadi calon gubernur lalu Golkar mendukung," ungkap Hendri.
"Partai-partai lain nurut dengan Pak Jokowi, namun tidak dengan Ibu Megawati," pungkasnya.
Pernyataan Megawati
Megawati diketahui menyoroti sejumlah kasus hukum yang menjerat PDIP.
Mulai dari Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kristiyanto, yang bermasalah dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terkait kasus Harun Masiku, hingga dugaan korupsi Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu.
"Kenapa kami diginikan, PDI Perjuangan, saya tanya ahli tata negara, pengacara, sebenarnya salahnya saya apa? Lho iya dong coba pikir," ungkap Mega, beberapa waktu lalu.
Ia menduga, sasaran aparat adalah dirinya, naum tidak berani.
"Coba kalau bisa, tapi mau ngambil saya pada enggak berani."
"Lho iya lah, jadi sasarannya sekeliling saya," ujarnya.
(Tribunnews.com/Gilang Putranto)