Laporan Wartawan Tribunnews, Mario Christian Sumampow
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mundurnya Airlangga Hartarto sebagai Ketua Umum Partai Golkar diyakini sarat dengan tekanan politik guna memberi ruang bagi pihak lain untuk menduduki kursi kepemimpinan partai berlogo pohon beringin itu.
Pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia, Ujang Komarudin menilai kursi kepemimpinan itu besar kemungkinan akan diduduki oleh salah satu dari dua orang:
Presiden Joko Widodo (Jokowi) atau anaknya yang merupakan wakil presiden terpilih, Gibran Rakabuming Raka.
"Kalau Airlangga mundur, bisa jadi (yang menggantikan) kalau enggak Jokowi, ya Gibran, arah-arahnya ke sana," kata Ujang saat dikonfirmasi, Senin (12/8/2024).
"Jadi saya melihatnya bahwa tidak mungkin Airlangga mundur kalau tidak ada tekanan," sambungnya.
Lebih lanjut, ia juga melihat berbagai cara tampak dilakukan guna mendesak Airlangga mundur dari jabatannya supaya ruang gerak baik bagi Jokowi atau Gibran bisa jadi makin terbuka lebar.
"Bisa jadi tekanan itu dilakukan intinya agar Airlangga mundur dan memberi ruang gerak kepada Gibran atau Jokowi untuk bisa jadi Ketua Umum Golkar, kelihatannya begitu walaupun harus menabrak aturan dan lain sebagainya," tuturnya.
Usai Airlangga Mundur, Beredar Poster Deklarasi Gibran Jadi Ketua Umum Golkar
Di sisi lain, usai pengumuman pengunduran diri Airlangga, beredar poster yang berisi tentang pencalonan Wakil Presiden terpilih, Gibran Rakabuming Raka sebagai Ketua Umum Golkar.
Berdasarkan pantauan Tribunnews.com, poster tersebut diunggah oleh akun X bernama @Ghurem2 dan @Reiza_Patters.
Adapun poster tersebut memiliki desain yang sama, memperlihatkan foto Gibran mengenakan pakaian adat lurik sembari mengepalkan tangan.
Kemudian, ada pula logo Partai Golkar yaitu pohon beringin yang berada di dalam padi dan kapas serta tulisan "Golongan Karya".
"Deklarasi Gibran Rakabuming Raka For Ketum Golkar Tahun 2024-2029," demikian tertulis dalam poster tersebut.
Baca juga: Airlangga Mundur dari Ketua Umum Golkar, Bahlil Klaim Tidak Tahu Menahu
Diduga, poster tersebut dibuat oleh Koalisi Muda Pembaharuan Golkar (KMPG) yang turut tertulis dalam poster itu.