TRIBUNNEWS.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menargetkan tingkat pengangguran terbuka tahun 2025 bisa ditekan menjadi 4,5 persen sampai 5 persen.
Selain itu, Jokowi berharap angka kemiskinan dapat diturunkan dalam rentang 7-8 persen.
Hal ini disampaikan Jokowi dalam pidato soal Rancangan Undang-Undang tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Tahun Anggaran 2025 Beserta Nota Keuangannya di depan Rapat Paripurna Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI), Jumat (16/8/2024).
"Tingkat pengangguran terbuka pada tahun 2025 diharapkan dapat ditekan menjadi 4,5 persen hingga 5 persen," ucap Jokowi, Jumat, dilansir YouTube Kompas TV.
"Angka kemiskinan diturunkan dalam rentang 7 hingga 8 persen," imbuhnya.
Eks Wali Kota Solo itu kemudian menyampaikan rasio gini pada 2025 dalam kisaran 0,379 hingga 0,382. Lalu, Indeks Modal Manusia (IMM) pada level 0,56.
"Nilai Tukar Petani (NTP) ditingkatkan di kisaran 115 hingga 120. Nilai Tukar Nelayan (NTN) dijaga di kisaran 105 hingga 108," ucapnya.
Pada kesempatan ini Jokowi juga menyampaikan, Indonesia patut bersyukur karena dapat menghadapi tantangan berat selama 10 tahun terakhir.
"Mulai dari pandemi Covid-19, gejolak geopolitik global, perang dagang dan berbagai ancaman krisis, serta perubahan iklim yang menimbulkan banyak bencana," paparnya.
Meski diterpa berbagai ketidakpastian, Jokowi mengeklaim kondisi politik dan ekonomi Indonesia tetap stabil, bahkan bisa tumbuh secara berkelanjutan.
"Pertumbuhan ekonomi Indonesia selalu terjaga di kisaran 5,0 persen, lebih tinggi dibandingkan rata-rata pertumbuhan global yang sebesar 3,4 persen."
Baca juga: Jokowi Bacakan RAPBN 2025: Ekonomi Indonesia Tumbuh 5,2 Persen, Inflasi Dirancang 2,5 Persen
"Penambahan tenaga kerja baru sebanyak 21,3 juta pada periode 2015 hingga 2024. Rasio utang kita juga menjadi salah satu yang paling rendah di antara kelompok negara G20 dan ASEAN," tutur Jokowi.
Menurutnya, nilai ekspor Indonesia naik lebih dari 70 persen dan neraca transaksi terus menguat.
"Di sisi lain, nilai ekspor Indonesia naik lebih dari 70 persen, mencapai 250 miliar US Dollar di tahun 2023."