"Supaya lebih menyadari bahwa gizi itu perlu, bukan seketika langsung makan tapi jangka panjang. Ini generasi kita generasi penerus kita itu harus punya kualitas dari sisi kesehatan maupun kemampuan dan intelektual," katanya.
Hal senada disampaikan Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Emanuel Melkiades Laka Lena. Dia mengapresiasi perbaikan-perbaikan sektor kesehatan di masa pemerintahan Presiden Jokowi.
Dia mencontohkan keseriusan Kepala Negara dalam membenahi bidang farmasi Indonesia. Salah satunya, menggelontorkan anggaran 5,5 persen dari total APBN 197,8 triliun untuk sektor kesehatan yang benar-benar menjawab berbagai kebutuhan dan catatan-catatan dari berbagai pihak terkait perbaikan kesehatan di Tanah Air.
"Dan kalau kita cermati kenaikan ini juga akan menyentuh juga program-program yang akan jauh lebih terukur penanganannya," kata Melki.
Legislator dari Fraksi Partai Golkar ini juga menyebut jika Undang-Undang (UU) Kesehatan Nomor 17 Tahun 2023 yang baru disahkan tahun lalu itu mengubah paradigma tentang kesehatan yang semula hanya fokus terhadap orang sakit kini menjadi dominan ke promotif dan preventif.
"Nah karena ini menjadi sebuah perubahan paradigma kesehatan di Tanah Air tentunya juga anggaran kesehatan yang ada ini itu penting juga untuk kita geser menuju ke arah sana," kata dia.
Melki juga mengaku optimistis ketahanan farmasi Indonesia bakal semakin membaik. Terlebih, Prabowo sebagai Presiden terpilih periode 2024-2029 sudah bergerak merapihkan berbagai fasilitas kesehatan yang belum maksimal.
Baca juga: Kasus Anak Stunting dan Diabetes Gestasional pada Ibu Hamil Cenderung Tinggi di Kabupaten Tangerang
"Pak Prabowo sudah bergerak untuk merapika, rumah sakit memang perlu dibenahi. Saya cermati juga sudah menyentuh bagaimana kita mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) kesehatan, itu dia ada namanya dokter atau dokter spesialis, ada namanya nakes, ada namanya juga itu tenaga kesehatan pendukung," tegas Melki.