Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari menyoroti surat dukungan sejumlah politisi senior Partai Golkar, yang meminta kesediaan Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjadi Ketua Umum (Ketum) Golkar.
Pada prinsipnya, Qodari menghormati aspirasi dari para senior Golkar itu karena Jokowi memiliki basis pendukung yang kuat di masyarakat.
“Saya melihatnya sebagai aspirasi ya, itu kan aspirasi dari senior Golkar, wajar-wajar saja ada aspirasi, ya gak usah jauh-jauh, saya pun juga pernah punya aspirasi yang sama, Pak Jokowi jadi Ketua Umum Golkar,” kata Qodari, kepada wartawan Selasa (20/8/2024).
Qodari mengatakan, Golkar akan mendapat keuntungan besar jika Jokowi memimpin partai berlambang pohon beringin tersebut karena memiliki figur yang merakyat.
"Jokowi juga akan lebih mudah mengawal agenda Indonesia Maju 2045 lewat dukungan di parlemen. Sehingga pemerintahan baru di bawah kepemimpinan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka semakin kokoh," ujar Qodari.
Qodari menilai, jika melihat realitas politik hari ini pada Musyawarah Nasional Luar Biasa Partai Golkar telah mengerucut kepada satu nama yaitu Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia.
Bahlil, kata Qodari, berpotensi besar menjadi calon tunggal karena sudah mengantongi suara mencapai 80 persen dari pemilih suara.
“Tetapi realitas politik pada hari ini kan dukungan itu sudah mengerucut kepada Pak Bahlil ya, tadi malam sudah mendaftar, sudah 469 suara dari total 558 suara yang ada di dalam Munas,” ujarnya.
“Yang intinya sudah 80 persen dari total suara dan itu menunjukkan bahwa Bahlil akan menjadi calon tunggal di Munas karena syarat untuk maju ketua umum itu di luar syarat-syarat administratif adalah adanya dukungan minimal dari 30% pemilik suara,” lanjutnya.
Sementara itu, Qodari menyebut aspirasi politisi senior Golkar yang ingin meminang Jokowi menjadi Ketum Golkar juga menjadi sirna.
Sebab, Jokowi sendiri tidak melakukan pendaftaran sampai waktu pendaftaran ditutup.
Qodari mengatakan, peluang Bahlil disahkan menjadi Ketua Umum Partai Golkar juga nampaknya tinggal menunggu waktu saja, karena sudah tidak ada pesaing.
Meskipun sempat ada kader yang mendaftar, seperti Ridwan Hisjam, namun telah dicoret karena tidak memenuhi syarat.