TRIBUNNEWS.COM - Pihak Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memberikan penjelasan mengenai keluhan warganet soal suhu panas di beberapa wilayah Indonesia.
Diketahui, sejumlah warganet di akun media sosial X (dulu Twitter) mengeluhkan suhu panas yang terjadi di beberapa kota di Indonesia, khususnya di Pulau Jawa.
Terkait hal tersebut, Deputi Bidang Klimatologi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Ardhasena Sopaheluwakan, pun membeberkan alasannya.
Menurut Ardhasena, suhu panas yang melanda sejumlah wilayah, khususnya Pulau Jawa, karena mulai memasuki puncak kemarau 2024.
"Suhu panas di beberapa wilayah di Pulau Jawa karena sudah mulai masuk puncak kemarau," katanya, Selasa (20/8/2024), dilansir Kompas.com.
Puncak Kemarau Agustus-September 2024
Lebih lanjut, Ardhasena mengatakan, puncak kemarau terjadi pada Agustus hingga September 2024.
Nantinya, kata Ardhasena, suhu panas akan tetap terjadi di beberapa wilayah Indonesia hingga akhir September 2024.
Selain itu, suhu panas di siang hari disebabkan oleh gerak semu Matahari yang berjarak dekat dengan equator.
"Periode kering ini akan berlangsung hingga akhir September," jelasnya.
Meski demikian, cuaca hujan sedang hingga lebat masih berpotensi terjadi di sebagian wilayah Indonesia.
Baca juga: Viral Video Mahasiswa Diinjak Saat Demo Tolak UU Pilkada di Bengkulu, Terungkap Sosok Pelakunya
Diketahui, keluhan warganet soal suhu panas di Pulau Jawa ini disampaikan warganet di akun x.
Cuitan mengenai suhu panas di Pulau Jawa dibagikan oleh akun X @zaki***.
Dalam unggahannya, sebuah gambar peta pulau Jawa berwarna merah dibagikan ke warganet.
"Gambaran umum suhu panas di pulau Jawa siang ini," keterangan postingan, 18 Agustus 2024.
Hingga berita ini ditulis, Jumat (23/8/2024), utas tersebut telah dilihat lebih dari 690 ribu kali.
Beragam komentar pun disampaikan warganet.
BMKG: Peralihan Musim Jadi Penyebab Suhu Udara "Gerah"
Sementara itu, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Kelas II Ahmad Yani Semarang, menjelaskan puncak musim kemarau di Jawa Tengah ditandai dengan suhu yang lebih rendah.
Prakirawan BMKK Ahmad Yani Semarang, Noor Jannah Indriyani, mengatakan beberapa hari terakhir ini, untuk wilayah Jateng bisa dijumpai suhu dingin.
Suhu tersebut, dirasakan terutama pada malam hingga dini hari, menjelang pagi.
"Fenomena ini sebenarnya normal, terutama saat kita memasuki puncak musim kemarau. Pada saat ini, tutupan awan relatif kecil sehingga radiasi bumi yang dipancarkan tidak terhalang," ungkapnya, Senin (15/7/2024), beberapa waktu lalu.
Akibatnya, Bumi lebih cepat mengeluarkan panasnya, membuat suhu di sekitar permukaan Bumi menjadi lebih dingin daripada biasanya.
“Malam hari di mana radiasi Bumi dipancarkan itu tidak ada hambatan atau penghalang sehingga bumi lebih cepat mengeluarkan panasnya, dan untuk suhu di sekitar permukaan Bumi bisa lebih dingin daripada biasanya,” lanjutnya.
Lantas, BMKG memprediksi, puncak musim kemarau di wilayah Jawa Tengah akan terjadi pada Agustus hingga September 2024.
Tips Jaga Kesehatan saat Cuaca Panas:
Berdasarkan informasi yang dihimpun Tribunnews.com, ada sejumlah cara yang bisa diterapkan untuk menjaga kesehatan saat cuaca panas, sebagai berikut:
- Anda dapat meminum air putih secukupnya
- Menjaga kebersihan tangan
- Sebaiknya, gunakan sesuatu untuk melindungi diri dari sinar matahari
- Hindari melakukan aktivitas yang berhubungan langsung dengan pancaran sinar matahari saat siang hari
- Mengonsumsi makanan yang sehat
- Jangan lupa, istirahat yang cukup
(Tribunnews.com/Suci Bangun DS, Kompas.com.