Menurutnya, almarhum Nia yang akrap disapanya Anya itu merupakan sosok pekerja keras.
Telebih, Nia mempunyai mimpi untuk melanjutkan kuliah untuk mengejar cita-citanya menjadi seorang guru bahasa Indonesia.
Sejak duduk dibangku SMP, Nia memang sudah raji membantu perekonomian keluarganya dengan berjualan.
Apapun usaha dilakukannya untuk menopang perekonomian keluarga dan menabung untuk kuliah.
Saat di INS Kayu Tanam, Anya rela datang terlambat dan menerima hukuman demi menyiapkan barang dagangannya, untuk dijajakan di sekolah.
Sepengetahuan Yoeka, Nia tidak hanya berjualan saja.
Namun, Nia juga pernah mencoba menjadi kuli panggul demi menggapai mimpinya tersebut.
"Kalau saya jadi Anya, mungkin tidak akan bisa. Hanya manusia terpilih bisa melakukan hal serupa," ujarnya sambil menangis mengingat sosok alamrhumah Nia.
Yoeka mengaku sempat bertemu tanpa sengaja dengan Nia terahir kali di pasar.
Saat itu, ia sempat berbincang banyak dengan sahabatnya tersebut.
Lima Saksi Diperiksa
Polisi sudah memeriksa 5 saksi dalam kasus kematian Nia Kurnia Sari (18), gadis penjual gorengan asal Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat.
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengumpulkan bukti-bukti terkait dugaan pembunuhan yang menimpa korban.
Selain itu, tim Unit Satwa dari Polda Sumbar telah melakukan pelacakan di Jorong Pasa Surau, Nagari Guguak, 2X11 Kayu Tanam, Kabupaten Padang Pariaman.