Bengkulu resmi menjadi provinsi baru setelah berpisah dengan Provinsi Sumatera Selatan pada tahun 1968.
Sultan Bachtiar Najamudin adalah anak dari pasangan Najamudin dan Nuraini.
Kedua orangtuanya dulu adalah seorang petani.
Dari Tukang AC Keliling hingga Jadi Politikus
Sebelum terjun ke dunia politik, Sultan memulai kerja profesional sebagai seorang pengusaha.
Setelah SMA, Sultan merantau ke Jakarta bersama kakaknya untuk mengubah takdir.
Ia memulai usaha dari service AC keliling lalu berkembang membentuk perusahaan sendiri.
Ia juga tercatat sebagai pengusaha di bidang penjualan senjata, bahan peledak dan tabung gas skala nasional di bawah bendera ASA karya Group.
Kepiawaiannya dalam hal usaha selain kerja kerasnya sendiri juga karena ia memiliki seorang kakak dan keluarga pengusaha.
Ia memiliki kakek Wahab Alfian yaitu pemilik pabrik mobil Datsun dan pabrik perkapalan.
Menginjak usia 30 tahun ia memutuskan untuk pulang ke Bengkulu untuk mengabdikan diri untuk membangun daerah kelahirannya.
Ia memulai dengan menjadi aktivis pemuda dan berhasil menjadi ketua KNPI provinsi Bengkulu.
Saat itu ia bahkan juga sempat bertarung menjadi kandidat untuk memperebutkan ketua umum KNPI nasional.
Pada tahun 2009 Sultan memutuskan maju sebagai calon DPD RI dapil Bengkulu dan berhasil mewakili Bengkulu bersama Ahmad Kanedi, Riri Damayanti dan Eni khairani.