Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sejumlah tokoh Sunda merekomendasikan Yuddy Chrisnandi, masuk jajaran kabinet pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Pasalnya, mereka mencatat Yuddy memiliki capaian memuaskan selama menjadi Duta Besar RI untuk Ukraina, Armenia dan Georgia periode 2017-2021.
Pandangan tersebut mengemuka dalam acara diskusi tentang perdamaian dunia di tengah ancaman perang global sekaligus bedah buku 'Garuda & Trisula Hubungan Indonesia-Ukraina (1946-2022)', karya Yuddy Chrisnandi bersama Safrizal Rambe, di Aula Pikiran Rakyat, Bandung, Kamis (3/10/2024).
"Kita lihat hasil kerja Pak Yuddy sebagai Dubes Ukraina dapat meningkatkan kerjasama RI-Ukraina mulai dari perdagangan, hubungan antar parlemen, kebudayaan, pendidikan, hingga pembangunan situs kebudayaan Indonesia disana," ujar Ketua Umum Santri Pasundan, Aceng Ahmad Nasir.
Ia pun mendorong Badan Musyawarah Masyarakat Sunda untuk mengusulkan Yuddy menjadi salah satu yang direkomendasikan orang Sunda membantu pemerintahan Presiden Prabowo yang tengah menyusun kabinetnya di Bidang Hubungan Internasional.
"Untuk itu harapan kita tentu Pak Yuddy Chrisnandi menjadi salah satu tokoh Sunda yang diperhitungkan dan bisa kembali bertugas memberikan pemikiran dan ilmunya untuk Indonesia yang kita cintai," katanya.
Baca juga: Tiga Elite PDIP jadi Menteri? Dasco: Nanti Saya Tanya ke Pak Prabowo
Aceng menyayangkan jika seandainya pemerintah Prabowo tidak mendahulukan tokoh Pasundan yang punya pemikiran futuristik dan integritas untuk Indonesia kedepan. Apalagi, lanjutnya, Jawa Barat menjadi salah satu penyumbang suara terbesar saat Pilpres.
Tokoh Sunda lain yang hadir dalam Bedah Buku tersebut Happy Bone Zulkarnaen menilai Yuddy sosok yang visioner. Menurutnya, Menteri PANRB periode 2014-2017 tersebut bisa memanfaatkan waktu yang sangat singkat menjadi produktif, seperti menulis buku tentang Hubungan RI-Ukraina dan perdamaian dunia.
"Kalau saya lihat tadi terkait action policy untuk Indonesia kala itu, pantes-pantesnya kalau saya dekat dengan Pak Prabowo, Yuddy ini harusnya jadi Menteri Luar Negeri," lugasnya .
"Tapi saya punya firasat, rugi kalau misalnya Profesor Yuddy ini tidak dimanfaatkan. Tadi sendiri kita lihat begitu komprehensif pikiran-pikirannya, gagasan-gagasannya, dan lain sebagainya," sambung Happy yang juga politisi senior Partai Golkar ini.
Baca juga: Sidang Perdana Habib Rizieq Melawan Jokowi Digelar 8 Oktober
Sementara itu, tokoh Sunda lainnya, Memet S Hamdan menyarankan agar buku karya Yuddy yang dibahas pada kesempatan itu dapat menjadi referensi bagi pemerintah baru dalam mengambil kebijakan internasional.
"Saya mengharapkan seharusnya buku ini di baca oleh Presiden, mudah-mudahan Pak Prabowo bisa membacanya, karena saya yakin buku ini akan menjadi masukan luar biasa bagi presiden," jelasnya.