Karena itu, kita harus swasembada energi dan kita mampu untuk swasembada energi. Kita diberikan karunia oleh Tuhan Maha Besar, tanaman-tanaman yang membuat kita bisa tidak tergantung dengan negara lain. Tanaman-tanaman seperti kelapa sawit yang bisa menghasilkan solar dan bensin. Kita juga punya tanaman-tanaman lain seperti singkong, tebu, sagu, jagung dan lain-lain.
Kita juga punya energi bawah tanah atau geotermal yang cukup. Kita punya batubara yang sangat banyak, kita punya energi dari air yang sangat besar. Saudara-saudara sekalian, pemerintah yang saya pimpin nanti, akan fokus untuk mencapai swasembada energi.
Kita juga harus mengelola air kita dengan baik. Alhamdulillah, kita punya sumber air yang cukup dan kita punya teknologi menghasilkan air yang murah dan yang bisa memenuhi kebutuhan kita. Saudara-saudara sekalian, juga semua subsidi, bantuan kepada rakyat kita yang masih dalam keadaan susah harus kita yakin subsidi-subsidi itu semua sampai ke yang membutuhkan.
Kita harus berani meneliti dan kalau perlu kita rubah subsidi itu harus kepada langsung keluarga-keluarga yang membutuhkan itu. Dengan teknologi digital, kita akan mampu sampai subsidi itu sampai ke tiap keluarga yang membutuhkan. Tidak boleh aliran-aliran itu tidak sampai yang membutuhkan itu.
Saudara-saudara, anak-anak kita harus bisa makan bergizi, minimal satu kali sehari dan itu akan kita lakukan dan itu bisa kita lakukan. Selain itu, menjamin, melindungi mereka yang paling lemah untuk mencapai kesejahteraan sejati, kemakmuran yang sebenarnya, kita harus melakukan hilirisasi kepada komoditas yang kita miliki. Semua komoditas itu harus menambah kekuatan ekonomi kita sehingga rakyat kita bisa mencapai tingkat hidup yang sejahtera.
Saya sudah katakan, kita harus berani menghadapi dan memberantas korupsi dengan perbaikan sistem, dengan penegakan hukum yang tegas, dengan digitalisasi, insyaAllah kita akan kurangi korupsi secara signifikan. Tapi ini harus kita lakukan, semua unsur pimpinan harus memberi contoh. Ing Ngarsa Sung Tuladha.
Saudara-saudara sekalian, ada pepatah yang mengatakan 'kalau ikan mulai busuk, busuknya dari kepala'. Semua pejabat, dari semua eselon, dan semua tingkatan harus memberi contoh untuk menjalankan kepemimpinan pemerintahan yang sebersih-bersihnya. Mulai contoh dari atas dan sesudah itu penegakan hukum yang tegas dan keras.
Saudara-saudara sekalian, semua kita percaya dan kita yakin, kita akan punya kekuatan untuk menghilangkan kemiskinan dari bumi Indonesia. Ini sasaran yang berat. Bahkan, banyak yang mengatakan, ini sesuatu yang tidak mungkin.
Saudara-saudara, pemimpin berani dan baik, akan terpanggil untuk melakukan yang tidak mungkin dan mencari jalan yang tidak mungkin, kita atasi. Bangsa yang berani adalah bangsa yang bikin tidak mungkin menjadi mungkin.
Saudara-saudara, di tengah cita-cita yang begitu besar dan kita idam-idamkan, kita perlu suasana kebersamaan, persatuan, kolaborasi, dan kerjasama. Bukan cekcok yang berkepanjangan. Kita perlu pemimpin yang tidak caci maki, arif, bijaksana, yang mengerti dan cinta budaya dan sejarah bangsa sendiri. Yang bangga dengan adab dan adat bangsa kita sendiri.
Kita sejak dari dulu, pemikiran dan kehendak rasa bangun pendiri bangsa kita, kita ingin menjadi bangsa berdemokrasi. Kita menempatkan kedaulatan rakyat setinggi-tingginya. Dalam dasar negara kita, Pancasila, kerakyatan adalah sendi utama dari lima sila yang kita junjung tinggi.
Kita menghendaki kehidupan demokrasi. Tapi, marilah kita sadar bahwa demokrasi kita harus demokrasi yang khas untuk Indonesia, demokrasi yang cocok untuk bangsa kita, demokrasi yang berasal dari sejarah dan budaya kita. Demokrasi kita harus demokrasi yang santun. Demokrasi di mana berbeda pendapat, harus tanpa permusuhan.
Demokrasi di mana mengoreksi harus tanpa caci maki. Bertarung tanpa membenci. Bertanding tanpa berbuat curang. Demokrasi kita harus yang menghindari kekerasan, adu domba, hasut menghasut. Demokrasi kita harus demokrasi yang sejuk, damai, dan menghindari kemunafikan. Hanya dengan persatuan dan kerjasama, kita akan mencapai cita-cita para leluhur kita. Bangsa yang gemah ripah loh jinawi, tata tentrem kertaraharja, bangsa yang badaltun toyibattun warobun gofur.
Cita-cita kita melihat wong cilik iso ngguyu, bisa senyum. Bahwa kekuasaan itu adalah milik rakyat, kedaulatan itu adalah milik rakyat, kita berkuasa seizin rakyat, kita menjalankan kekuasaan harus untuk kepentingan rakyat. Kita harus selalu ingat setiap pemimpin dalam setiap tingkatan, pekerjaan kita harus untuk rakyat, bukan bekerja untuk diri kita sendiri, bukan kita bekerja untuk kerabat kita, bukan kita bekerja untuk pemimpin kita. Pemimpin yang harus bekerja untuk rakyat.