News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kabinet Prabowo Gibran

Pengamat Kritisi Kabinet Gemuk Pemerintahan Prabowo: Apakah Itu Solusi Efektif?

Penulis: Chaerul Umam
Editor: Acos Abdul Qodir
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Prabowo Subianto didampingi Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka berfoto bersama Menteri Kabinet Merah Putih usai pelantikan di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (21/10/2024). Presiden Prabowo Subianto resmi melantik ke-53 dan kepala badan negara setingkat menteri dalam Kabinet Merah Putih periode 2024-2029. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat hukum dan politik Pieter C Zuklifli, mengkritisi langkah Presiden Prabowo Subianto, membentuk kabinet gemuk, untuk menjalankan pemerintahan lima tahun ke depan.

Menurutnya, pelantikan 48 menteri dan 56 wakil menteri di pemerintahan Prabowo Subianto, adalah kabinet paling besar atau gemuk sejak orde baru hingga reformasi. 

Dia mempertanyakan efisiensi dari pelantikan puluhan pembantu Kepala Negara tersebut.

"Koalisi besar yang dibentuk untuk meraih kemenangan dalam pemilu biasanya harus 'dibayar' dengan bagi-bagi kursi menteri kepada partai-partai pendukung. Apakah benar ini solusi efektif? Sejarah menunjukkan bahwa kinerja kabinet yang besar bisa memperlambat pengambilan keputusan karena setiap kebijakan harus melewati banyak lapisan kepentingan," kata Pieter Zuklifli dalam keterangannya, Jakarta, Selasa (22/10/2024).

Di sisi lain, Pieter Zuklifli menyebut jika Presiden Prabowo merupakan sosok yang tegas. 

Dia bahkan meyakini Prabowo bersama Wakil Presiden Gibran berusaha memproyeksikan pemerintahan yang siap membawa Indonesia keluar dari permasalahan kronis seperti ketimpangan ekonomi, korupsi, dan lemahnya penegakan hukum.

Baca juga: Daftar Lengkap 48 Kementerian Kabinet Merah Putih Prabowo-Gibran

Selain itu, Pieter Zuklifli juga menyoroti pernyataan Prabowo yang beberapa kali mengatakan Indonesia masih menghadapi banyak kebocoran, penyelewengan kekuasaan yang sangat membahayakan generasi mendatang, seperti korupsi dan kolusi. 

Penyelewengan itu terjadi di antara para pejabat politik dan pemerintahan maupun pengusaha nakal dan tidak patriotik.

Dalam pidato kenegaraan perdananya, kata dia, Prabowo tak segan menyatakan masih banyak rakyat yang belum menikmati hasil dari kemerdekaan. 

Prabowo juga mengingatkan pemimpin politik untuk tidak terlalu senang melihat angka-angka statistik yang membuat terlalu cepat gembira.

"Sesungguhnya pernyataan Presiden Prabowo ini ditujukan kepada semua pemangku kekuasaan dan elite politik yang selama ini tidak jujur kepada rakyat," ujarnya.

Dia mengamini bila keyakinan Prabowo ingin mengubah potret Indonesia di mata rakyat dan dunia tidak semudah membalik telapak tangan. 

Baca juga: Kabinet Era Prabowo Gemuk Anggaran Berpotensi Melonjak Hingga Rp1,95 Triliun

Menurutnya, memberantas elite-elite rakus dan kelompok pengusaha hitam membutuhkan keberanian, ketegasan, dan kecerdikan mengendalikan serta mengelola masalah yang melibatkan kekuasaan di semua lini.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini