Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Selama retreat di Akademi Militer Magelang, ada yang menarik perhatian dari menteri dan wakil menteri (wamen) Kabinet Merah Putih.
Seluruh peserta dalam akademi militer ini mengenakan seragam kompak yang unik.
Salah satunya, seluruh menteri dan wakil menteri tampak kompak mengenakan baju safari berwarna coklat muda atau khaki, dengan 4 kantong di bagian depan.
Diketahui, baju safari berwarna khaki ini merupakan pakaian khas Presiden Prabowo Subianto, sejak dirinya mendirikan Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) pada 2008 lalu.
Sebelumnya, para menteri dan wamen Kabinet Merah Putih tersebut kompak mengenakan baju loreng.
Pemilihan busana pada agenda tersebut tentu tidak sembarangan dan punya makna mendalam.
Lalu apa makna dari pemilihan busana retreat di Akademi Militer dari segi fesyen?
Terkait hal ini, Advisory Indonesian Fashion Chamber (IFC) sekaligus desainer Indonesia Ali Charisma beri tanggapan.
Menurut Ali, pemilihan baju warna khaki menunjukkan sebagai simbol kekuatan dan kesederhanaan.
Sedangkan ketika menteri mengenakan baju loreng dalam konteks pembekalan, itu menciptakan kesan militansi dan kebangsaan.
Baca juga: Istana: Biaya Retreat Para Menteri di Magelang Pakai Uang Pribadi Prabowo
"Mengingat baju khaki sering diasosiasikan dengan keberanian. Gaya fesyen yang ingin ditunjukkan bisa jadi adalah kesan tegas dan berwibawa, sejalan dengan citra pemimpin yang ingin ditampilkan," ungkapnya pada Tribunnews, Senin (28/10/2024).
Di sisi lain, Ali juga mengomentari perihal baju safari warna khaki yang identik dengan busana perjuangan ala presiden Soekarno.
"Kaitan dengan gaya presiden Soekarno juga mencerminkan upaya untuk menghidupkan kembali semangat nasionalisme," sambung Ali.
Lebih lanjut, Ali turut menyarankan mode busana yang akan dikenakan para menteri dan wakil menteri (wamen) Kabinet Merah Putih jika bertugas nanti.
Menurut Ali, baik menggunakan pakaian yang formal, namun tetap mencerminkan identitas budaya. Seperti batik atau pakaian lokal yang modern.
"Hal ini dapat menambah kedekatan dengan rakyat dan menunjukkan bahwa mereka menghargai warisan budaya," tutupnya.
(*)