Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Mantan Sekretaris Kabinet, Dipo Alam dan 2 mantan menteri, Hatta Rajasa dan Budi Karya Sumadi mendapatkan penghargaan tertinggi pemerintah Jepang dari Kaisar, The Order of the Rising Sun, Gold and Silver Star.
Ketiganya mendapatkan penghargaan karena upayanya berhasil mendekatkan kedua negara Indonesia-Jepang selama ini.
Dalam jumpa pers yang digelar usai pemberian penghargaan, mereka berharap adanya peningkatan hubungan baik kedua negara di masa depan.
"Apalagi banyak sekali yang telah kita lakukan di masa lalu oleh kedua negara ini," papar Dipo Alam Sekretaris Kabinet pada periode kedua pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ini.
Dipo mencontohkan sumbangan 2 juta dolar AS dari Presiden SBY yang diwujudkan dalam wujud perpustakaan bernama Yudhoyono.
"Itu nama bukan dari kita tetapi orang Jepang sendiri yang meminta kepada kita kalau bisa dengan nama Yudhoyono," kata Dipo Alam.
Baca juga: Isteri Shinzo Abe Almarhum PM Jepang, Menerima Lukisan Dipo Alam dan Susilo Bambang Yudhoyono
Ia pun mengucapkan terima kasih kepada Kaisar dan PM Jepang yang telah memberikan penghargaan itu kepadanya dan Hatta serta Budi.
"Ini merupakan kepercayaan bangsa dan negara, mewakili para sahabat pejabat kita bekerja bersama kami melakukan hubungan Indonesia Jepang yang terbaik. Dedikasikan kepada semua pihak bekerja keras untuk keberhasilan bersama kedua bangsa ini," katanya.
Bukan hanya teman tetapi semua ini memberikan peran signifikan sejak jaman pak Harto hingga saat ini.
Dipo Alam juga mengingatkan masih adanya Malaria di Indonesia terutama di Timur Indonesia.
"Saya kira sudah selesai itu Malaria ternyata masih ada dan kita harus kerjakan terus berantas sampai akhir malaria terutama yang banyak terjadi di Indonesia Timur," tekannya.
Sementara Hatta Rajasa mengatakan, Jepang telah ikut dalam pembangunan industri dan sektor lain memberikan kontribusi bagi Indonesia.
"Lalu tahun 2008 membuat kerjasama kedua negara di bidang ekonomi (JEPA)," ungkap Hatta Rajasa mantan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Indonesia ini.