Sebagai bagian dari armada pemukul KRI Nanggala dipersenjatai 14 buah torpedo 21 inci/533 mm dalam 8 tabung.
KRI Nanggala memiliki sonar dari jenis CSU-3-2 suite.
KRI Nanggala 402 adalah satu dari dua kapal selam tua buatan Howaldtswerke, Jerman Barat.
Kapal KRI Nanggala 402 mempunyai mesin diesel elektrik, 4 diesel, 1 shaft menghasilkan 4,600 shp dan sanggup mendorong kapal hingga kecepatan 21,5 knot dengan diawaki oleh 34 pelaut.
Tenaga digerakan oleh motor listrik Siemens jenis low-speed disalurkan langsung (tanpa gear pengurang putaran) melalui sebuah shaft ke baling-baling kapal.
Total daya yang dikirim adalah 5000 shp (shaft horse power), tenaga motor listrik datang dari baterai-baterai besar yang beratnya sekitar 25 persen dari berat kapal, baterai dibuat oleh Varta (low power) dan Hagen (Hi-power).
Tenaga batere diisi oleh generator yang diputar 4 buah mesin diesel MTU jenis supercharged.
Tenggelamnya KRI Nanggala 402
Tahun 2002, KRI Nanggala terlibat dalam latihan gabungan TNI AL-US Navy, CARAT - 8/02 pada 27 Mei-3 Juni 2002.
CARAT (Coorperation Afloat Readiness and Training) adalah bantuan latihan militer Amerika terhadap militer negara sahabat di Asia Tenggara.
Latihan CARAT ini berlangsung di perairan Laut Jawa, Selat Bali dan Situbondo.
KRI Nanggala juga bertugas dalam Latihan Operasi Laut Gabungan (Latopslagab) XV/04 di Samudera Hindia, tanggal 8 April hingga 2 Mei 2004.
KRI Naggala berhasil menenggelamkan eks KRI Rakata, sebuah kapal tunda samudera buatan 1942 dengan torpedo SUT.
Tahun 2015, KRI Nanggala melaksanakan Operasi Siaga Tempur Laut dalam Satuan Tugas Perisai Nusa-15.
Operasi tersebut meliputi pencegahan/penangkalan dan penindakan pelanggaran wilayah perairan yuridiksi nasional Indonesia kawasan Timur dalam rangka mendukung tugas pokok TNI.