Dari berbagai hasil temuan itu, tim penilai PoC menyimpulkan bahwa mode otonom belum berfungsi optimal karena masih harus ada intervensi manual pengemudi dalam keadaan darurat.
Rekomendasi penilaian juga termasuk perlunya penyempurnaan operasional trem secara otonom, peningkatan fitur adaptasi dan keselamatan pada situasi mixed traffic, dan pembaruan sistem komunikasi agar sejalan dengan persyaratan keamanan siber di IKN.
Direktur Pengembangan Ekosistem Digital Otorita IKN (OIKN) Tonny Agus Setiono mengatakan, proses pengembalian kereta tanpa rel ke China tersebut masih dikoordinasikan dengan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dan kemungkinan akan dilakukan di tahun 2024 ini.
Baca juga: Kereta Otonom di IKN Akan Dioperasikan dengan Tenaga Baterai
Sebelumnya Budi Karya Sumadi saat masih menjabat Menteri Perhubungan mengungkapkan, terdapat dua rangkaian kereta dengan masing-masing tiga gerbong yang akan beroperasi di IKN.
China meminjamkan layanan ini secara gratis untuk sementara waktu agar beroperasi di IKN.
Setidaknya, layanan gratis ini berlangsung Agustus-Desember 2024.
Satu set kereta otonom ini terdiri dari dua gerbong dengan total kapasitas mencapai 324 penumpang dan berkecepatan operasional 40 km/jam serta maksimal 70 km/jam.
Transportasi massal ini menggunakan baterai yang disubstitusikan dengan marka jalan dan magnet.
Menhub Dudy Akui Tak Tahu soal Rencana Pengembalian
Menteri Perhubungan (Menhub) Dudy Purwagandhi mengaku tidak tahu soal rencana pengembalian Kereta Otonom tanpa rel atau Autonomus Rail Transit (ART) di IKN seperti usulan dari Otoritas Ibu Kota Nusantara (OIKN).
Menhub Dudy bilang, Kemenhub menyerahkan sepenuhnya kepada OIKN terkait rencana pengembalian kereta Otonom.
Di satu sisi, Kemenhub juga menimbang-nimbang soal rencana 'show case' kereta ART yang sedianya dilakukan pada Desember 2024.(*)