"Ya saya kan sopan santun. Oh iya Gus wah syukurlah meski saya merasa nggak masuk akal. Ya saya kan rasional aja ya gimana bisa jadi presiden gitu. Ya sudah, saya akhirnya pergi juga ke Singapura," kata Luhut.
Sebagai Dubes di Singapura, Luhut memiliki tugas pokok membawa teman-teman konglomerat yang pergi ke Singapura untuk balik ke Indonesia.
Luhut mendengar para kongklemerat itu menghormati Gus Dur.
"Saya telepon lah Alwi Syihab. Saya bilang Pak Alwi, bisa bawa Gus Dur nggak ke sini (Singapura.red)? Dan saya bikin ada diskusi di sini. Untuk beliau kasih adres apa gitu.
Gus Dur lantas datang lah ke Singapura.
Bicara lah di situ. Waktu itu beliau ketua PBNU.
"Yang membuat shock adalah saat itu Gus Dur bilang, "Kalian tau nggak? Sebentar lagi saya jadi presiden," kata Gus Dur.
Perkataaan Gus Dur membuat Luhut syok.
"Aduh, saya udah pikir ini. Saya kan sudah Duta Besar kan? Saya mau sembunyi dimana saya," kaya Luhit.
Lantas Gus Dur bilang : "Ini Duta Besar sudah over qualified. Saya akan panggil pulang ke Indonesia karena saya jadi Presiden," kata Gus Dur.
Waduh gimana ini? Ya sudah, itulah cerita. Terus suatu ketika bulan Oktober saya kira itu ya hingga akhirnya terpilih jadi Presiden.
Setelah Gus Dur terpilih jadi Presiden, Luhut tidak memiliki harapan akan dipilih jadi Menteri karena merasa mungkin Gus Dur lupa dengan janjinya.
Namun ternyata Gus Dur ingat janjinya dan menjadikan Luhut Menteri Perdagangan dan Industri pereode 2000-2001.
Luhut menerima tawaran itu tanpa menolak karena sifatnya perintah harus diterima dan dijalankan dengan baik.
“Tiga kali saya bilang ke pak Gus Dur, ‘Pak Gus saya tidak mengerti dengan industri,” kata Luhut.
“Saya bilang ‘Pak Gus Dur mohon maaf saya tidak mengerti’ tiga kali saya ngomong gitu, ambil sikap.
Dia bilang ‘Engga, Pak Luhut bisa. Saya melatih Pak Luhut minggu depan, bulan depan’,” tuturnya.