"Kalau (penataan kampung) sudah bagus, pasti wisatawan akan datang, tertarik untuk melihat perkampungan yang cantik tersebut."
"Dari para turis itulah uang akan masuk ke perkampungan, dengan menjual, menawarkan berbagai hal kepada turis," imbuh dia.
Lebih lanjut, Yamamoto mengimbau agar pemerintah tak berfokus membangun gedung tinggi jika ingin menata ulang perkampungan.
Menurutnya, bangunan paling ideal adalah bangunan dua lantai.
Sebab, jelas Yamamoto, apabila tinggi bangunan lebih dari dua lantai, akan menghambat komunikasi dan sosialisasi warga setempat.
Tingginya gedung juga disebut Yamamoto bisa mengganggu mobilitas lanjut usia (lansia).
Baca juga: 2 Alasan Indonesia Tak Perlu Pindah Ibu Kota Menurut Arsitek Riken Yamamoto: Jakarta Akan Hancur
"(Gedung yang terlalu) tinggi akan membuat hambatan (dalam) komunikasi dan sosialisasi, (warga) menjadi kurang akrab karena terpisah jauh."
"Belum lagi kalangan lansia akan sulit berlalu lintas, turun, naik tangga jadi susah bagi lansia," jelas Yamamoto.
Ia juga menyebut, sebaiknya pemerintah tak terlalu berpatok pada aturan yang ada.
Pemerintah, kata Yamamoto, seharusnya lebih fokus pada kesejahteraan warga perkampungan.
Pasalnya, apabila perkampungan nyaman dan membuat warganya sejahtera, maka kota akan kuat dengan sendirinya.
Hal itu yang dianggap Yamamoto belum tercipta di Jakarta saat ini.
"Itu yang belum tercipta dengan baik di Jakarta saat ini. Masih banyak kampung yang menjadi korban penggusuran orang kuat (orang berkuasa), penggusuran sewenang-wenang dari banyak pihak."
"Akhirnya malah semakin membuat penduduknya menderita," tukasnya.