News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

KOPRI Dorong Ruang Aman untuk Perempuan dan Anak di Sekretariat Organisasi 

Penulis: Wahyu Aji
Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua KOPRI (Koorp Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Putri) PB PMII, Wulan Sari A.S


"Sekretariat organisasi harus menjadi tempat yang membanggakan, tempat di mana perempuan merasa dihargai, dihormati, dan dilindungi. Tidak ada lagi ruang untuk budaya kekerasan, pelecehan, atau marginalisasi. Kita harus menciptakan lingkungan yang tidak hanya aman secara fisik, tetapi juga secara emosional dan psikologis," tuturnya. 


Di sisi lain, ruang aman bagi perempuan dan anak tidak hanya menjadi kewajiban bagi organisasi mahasiswa, tetapi juga di seluruh sektor publik dan swasta. Kampus, sebagai lembaga pendidikan, harus menjadi tempat yang benar-benar aman bagi mahasiswa perempuan dan anak-anak. 


Faktanya, angka kekerasan seksual di kampus-kampus Indonesia masih cukup tinggi, meskipun telah ada berbagai kebijakan yang diklaim untuk menangani isu ini. 


Hal yang sama berlaku untuk sektor pemerintahan dan dunia usaha. Meski sudah banyak perusahaan yang mengklaim menerapkan kebijakan perlindungan terhadap perempuan, kenyataan di lapangan sering kali tidak sesuai dengan yang diharapkan. 


Banyak perempuan dan anak yang masih terpaksa menghadapi diskriminasi dan pelecehan dalam lingkungan kerja mereka.


“Kita tidak bisa menunggu kondisi ini membaik dengan sendirinya. KOPRI mendorong agar kebijakan perlindungan terhadap perempuan dan anak diterapkan secara konsisten dan dipantau secara ketat. Kita harus menciptakan kebijakan yang memprioritaskan keselamatan, bukan hanya kesetaraan semata.” 


Menurut data yang dikeluarkan oleh International Labour Organization (ILO), perempuan di seluruh dunia masih terlibat dalam pekerjaan yang tidak aman dan penuh pelecehan. 


Lebih dari itu, mereka juga sering kali tidak mendapatkan perlindungan yang memadai jika mengalami kekerasan atau pelecehan di tempat kerja. Maka dari itu, perusahaan dan kantor pemerintahan harus mendesain kebijakan yang tegas, bukan hanya sebagai formalitas, tetapi sebagai langkah konkret dalam menjamin ruang aman.


Lebih lanjut, Wulan mengingatkan Hari Anak Sedunia harus menjadi penggerak bahwa tanggung jawab untuk menciptakan ruang aman bagi perempuan dan anak adalah tanggung jawab bersama, baik oleh negara, masyarakat, organisasi, maupun individu. 


Sebagai KOPRI, dia menegaskan pihaknya berkomitmen untuk terus memperjuangkan terciptanya ruang aman di setiap lini kehidupan—termasuk di sekretariat organisasi, kampus, dan tempat kerja. 


"Kami tidak hanya akan menunggu perubahan, kami akan mendorong dan menjadi agen perubahan itu sendiri. Ruang aman adalah hak yang harus dipenuhi, bukan sesuatu yang bisa ditawar."


KOPRI mengajak seluruh pihak untuk berkolaborasi dalam memastikan setiap perempuan dan anak dapat merasakan keamanan dan kenyamanan dalam setiap ruang yang mereka masuki. Tidak ada ruang yang boleh dibiarkan terabaikan atau dibiarkan menjadi tempat yang mengancam keselamatan mereka. 


"Jika kita sungguh ingin menciptakan dunia yang lebih baik, kita harus mulai dengan memberikan ruang yang aman bagi perempuan dan anak di semua sektor kehidupan. Kami tidak akan berhenti berjuang hingga setiap perempuan dan anak memiliki ruang yang aman, tempat mereka bisa tumbuh dan berkembang dengan penuh potensi," pungkasnya.

 

 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini