Kendati demikian, Didik menyebut para korban pecandu judi online masih bisa disembuhkan dengan cara penanganan yang baik khususnya dari individu masing-masing pecandu.
"Peran dari keluarga adalah membantu individu agar terlepas dari kecanduan judi online dan jika ada permasalahan berkaitan utang mungkin keluarga bisa memberikan solusi dan beri dukungan agar yang bersangkutan bisa terlepas dari kecanduan judi online," ucapnya.
Selain itu, peran pemerintah juga diperlukan dalam membuat intervensi dan regulasi untuk menjauhkan masyarakat dari bahanya judi online.
"Perawatan diperlukan untuk merehabilitasi dampak dari kecanduan judi online," tutup Didik.
100 Orang Dirawat di RSCM
Permasalahan judi online belakangan di Indonesia makin menjadi perhatian pemerintah.
Pasalnya, jumlah orang yang kecanduan dan terjerat judol kian hari angkanya semakin meningkat dan efeknya berpengaruh pada kesehatan mental.
Bahkan ada yang sampai dirawat di rumah sakit karena mengalami gangguan jiwa akibat kecanduan judi online.
Psikiater Konsultan Adiksi dan Kepala Divisi Psikiatri RS Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta, Dr dr Kristiana Siste Kurniasanti, SpKJ(K) mengatakan ada di RSCM ada peningkatan jumlah pasien akibat judi online yang cukup besar selama 2024.
"Jumlahnya itu kalau yang dirawat inap pada mendekati angka 100 dan yang dirawat jalan itu dua kali lipat dari angka yang dirawat inap," jelas dr Kristiana dalam press briefing bersama IDI, Jumat (8/11/2024).
Meski tampak mengkhawatirkan, Kristiana mengatakan hal ini menjadi pertanda baik, karena kesadaran orang akan kesehatan mental semakin besar.
Kristiana meyakini jumlah ini masih sebagian kecil saja dari fenomena kecanduan judi online yang terjadi di
masyarakat.
Tren judi online sendiri diketahui mulai menjamur pada 2021 ketika pandemi.
Terlebih ketika pinjaman online semakin mudah didapatkan.