TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Insiden penembakan kembali terjadi dan mencoreng institusi Polri.
Kejadian ini mengakibatkan tewasnya Kasat Reskrim Polres Solok Selatan, AKP Ulil Ryanto Anshari.
Penembakan tersebut dilakukan oleh Kabag Ops Polres Solok Selatan, AKP Dadang Iskandar.
Dalam insiden tersebut, AKP Dadang menembak mati AKP Ulil menggunakan senjata api jenis pistol HS 260139.
Polisi telah mengamankan barang bukti, termasuk dua butir selongsong peluru yang berasal dari senjata api yang digunakan oleh Dadang.
Meskipun tidak disebutkan secara spesifik model HS yang digunakan, secara umum HS adalah senjata api semi otomatis yang diproduksi oleh HS Produkt, Kroasia.
Di Indonesia, jenis HS yang banyak digunakan oleh Polri adalah HS 9 dan HS 2000.
Senjata ini biasanya dipakai oleh jajaran Korps Brimob Polri, khususnya untuk unit-unit khusus seperti tim anti teror dan misi Polri di PBB.
HS Produkt didirikan pada tahun 1991 oleh dua insinyur mekanik, Ivan Zabcic dan Marko Vukovic.
Vukovic dikenal sebagai perancang utama di balik sebagian besar produk senjata, sedangkan Zabcic adalah ahli senjata yang memiliki pengalaman sebagai veteran perang Kroasia.
Kronologi
Pada Jumat, 22 November 2024, sekitar pukul 00.43 WIB, terjadi penembakan di area parkiran Mapolres Solok Selatan, yang terletak di Jorong Bukit Malintang Barat, Nagari Lubuk Gadang, Kecamatan Sangir, Kabupaten Solok Selatan.
Kejadian ini melibatkan penembakan oleh Kabag Ops Polres Solok Selatan, AKP Dadang Iskandar, terhadap Kasat Reskrim, AKP Ulil Ryanto Anshari.
Menurut laporan dari Kapolda Sumbar, penembakan terjadi setelah Kasat Reskrim menerima telepon dari Kabag Ops terkait penangkapan pelaku tambang galian C.