Ia memberi contoh, kisah seorang Babinsa (Bintara Pembina Desa) Kodam Jaya yang begitu mulia karena aksi sosialnya.
Atau kantor Eks Kodim Jakarta Timur yang ternyata merupakan bangunan penting era kolonial Belanda.
Bahkan bisa juga membuat konten video pendek tentang dua mantan Pangdam Jaya yang pernah menduduki jabatan Wakil Presiden Republik Indonesia.
Sementara itu, penggiat medsos Rifqy Muhammad, dengan gaya komunikasinya yang lugas, membahas bagaimana institusi seperti Pendam Jaya bisa memanfaatkan media sosial untuk memperkuat citra positif.
“Kita mulai dari pembuatan script yang menarik, pemilihan video atau foto berkualitas, terakhir sentuhan editing,” ujar lulusan Seni Rupa ISI Yogyakarta, itu.
Sebagai penutup, Kepala Penerangan Kodam Jaya, Kolonel Deki R Putra berharap terjadi kolaborasi antara Pendam Jaya dan para praktisi berpengalaman untuk hasil yang maksimal.
"Personel Pendam Jaya menyampaikan apresiasi kepada ketiga wartawan senior atas ilmu dan pengalaman yang dibagikan," ujar Kapendam Lulusan Akmil 2000 itu bersemangat.
Egy Massadiah tak lupa menyampaikan terima kasih atas sesi berbagi yang produktif.
Baca juga: KSP Letjen Purn AMP, Dari Kariango ke Lebanon, Menghijaukan Karebosi bersama Almarhum Doni Monardo
“Ini sesi berbagi pengalaman, bukan sesi pendidikan atau pelatihan, karena sebagai insan manusia kita difitrahkan untuk bersama-sama belajar. Saya percaya personel Pendam Jaya sudah on the track. Jayakarta!!!” pekiknya menutup acara, disambut pekik, Jaya!.